Lokakarya dan Kuliah Umum Komik “FIB UI & CIAYO Comics Academy

Bekerja sama dengan CIAYO Comics, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI) menyelenggarakan Lokakarya dan Kuliah Umum Komik “FIB UI & CIAYO Comics Academy” pada Sabtu-Minggu, 3-4 November 2018. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pendidikan Sepanjang Hayat FIB untuk Publik, yang telah dimulai sejak tahun 2016, sejalan dengan salah satu visi FIB UI dalam mengabdi kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lokakarya Komik pada 3-4 November 2018 tersebut difasilitasi oleh dua dosen pengajar MPK Seni Komik UI yakni Ratu Ayu Primiputri R. S., S.Hum dan Rizki Musthafa Arisun, S.Hum, M.Hum. Lokakarya ini bersifat praktis sekaligus teoretis dengan mengkombinasikan ceramah, diskusi, praktik individual, dan diskusi kelompok serta tugas mandiri. Peserta berlatih membuat komik sendiri, mulai dari pengembangan cerita dan karakter, penggambaran komik, hingga penulisan dialog.

Setelah itu, pada Minggu, 4 November, Rajiv Akram, Head of Digital Marketing dari CIAYO Comics membagi ilmu dan pengalamannya dalam industri komik dalam dua sesi. Sesi pertama yang bertajuk “The Next Big Thing” membahas Intellectual Property (IP) dari produk komik, alur industri yang mencakup badan usaha, mitra asosiasi, perkumpulan, dan individu, serta contoh-contoh IP lokal yang sukses di pasar nasional seperti “Si Juki”, “Garudayana”, dan “Tahilalats”. Rajiv menekankan bahwa seorang komikus, atau profesi lain yang menelurkan karya kreatif, harus memiliki 3I (inovasi, inisiatif, independensi), 3B (belajar, berlatih, berkarya), dan 3K (komitmen, konsistensi, kedisiplinan).

« dari 10 »

Dalam sesi kedua yang bertajuk “6 Ways to Promote Comic in Digital Media”, Rajiv Akram memaparkan 6 cara untuk memasarkan karya komik di ranah digital, mengingat ini adalah salah satu masalah yang dihadapi komikus lokal saat ini. Cara-cara yang ia sebutkan adalah mengembangkan identitas, meminta balikan online, mempublikasikan konten secara berkala dan relevan dengan isu yang hangat, menawarkan taktik spesial, membangun loyalitas pembaca, dan memilih platform yang tepat sesuai identitas dan berkarya total di dalamnya. Rajiv mengambil contoh studi kasus dari “Sengklekman” karya komikus asal Aceh yang berkembang dari tahun ke tahun dari segi hasil gambar hingga pemasaran, dari komik digital, komik cetak, hingga penjualan merchandise seperti kaos dan stiker online chat.

Peserta yang terdiri dari kalangan mahasiswa, pekerja, anak-anak dan orang tua aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi, baik saat lokakarya maupun kuliah umum. Hal ini sesuai dengan target FIB UI untuk menjadikan program ini bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat dari segala usia untuk dapat berkontribusi pada perkembangan industri kreatif, khususnya produksi dan konsumsi komik, di Indonesia.

 

Related Posts