PROMOSI DOKTOR BIDANG LINGUISTIK SUPRIATNOKO

Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Senin (27/07/2015) kembali meluluskan seorang Doktor yaitu Supriatnoko, dengan judul disertasi “Pemetaan Bahasa Cerbon: Distribusi Variasi Bahasa dan Penetapan Status”. Sidang Terbuka digelar di R.4101, dipimpin Dekan FIB UI Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., dan dihadiri oleh Prof. Dr. Multamia RMT Lauder, S.S., Mse, DEA (Promotor), Dr. F.X. Rahyono (Kopromotor), dan para penguji yaitu Dr. Lilie Mundalifah Roosman (ketua tim penguji),Prof. Dr. Cece Sobarna, M. Hum., Prof. Dr. Muhadjir, Prof. Dr. Njaju Jenny Malik, dan Dr. Risnowati Martin.

Dalam disertasinya, Supriatnoko membahas mengenai Basa Cerbon yang telah hadir sejak abad ke-14 di lingkungan Bahasa Sunda. Kondisi ini memunculkan permasalahan penelitian dialektologi untuk menelisik distribusi variasi bahasa dan penetapan status. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan kuantitatif. Satuan unit penelitian adalah desa. Titik Pengamatan ditetapkan 55 desa dengan teknik sampling pemercontoh bertujuan (purposive sample) atau disebut criterion-based selection. Informan diperlakukan sebagai sumber data. Data bahasa dijaring dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar tanyaan, dikumpulkan dan 55 TP dengan menggunakan metode pupuan lapangan dengan teknik bersemuka dan perekaman, dianalisis dengan menggunakan metode berkas watas kata dan penghitungan jarak kosakata menggunakan metode dialektometri melalui teknik segitiga antardesa dan Polygons de Thiessen. Hasil analisis data disajikan secara deskriptif. Temuan-temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari jumlah 558 peta, ditemukan 209 peta variasi leksikal dan 349 peta variasi fonologis. Ditemukan pula 3 kelompok penutur Basa Cerbon, yaitu kelompok penutur Basa cerbon yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai […..], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], [….]. Ditemukan kosakata khas dan hibrida dalam Basa Cerbon. Hasil analisis data menemukan distribusi kosakata serapan dari Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dan Bahasa Indonesia dari jangkauan satu TP ke jangkauan 54 TP. Hasil penghitungan dialektometri berkesimpulan Basa Cerbon belum dapat disebut sebagai sebuah “bahasa tersendiri” karena capaian variasi leksikal menurut kriteria Guiter (1973) adalah ‘Beda Wicara’, variasi fonologis dalam kriteria ‘Beda Dialek’. Walaupun sebagai bagian dan Bahasa Jawa, Basa Cerbon memiliki frekwensi penggunaan kata gramatikal yang tinggi, sehingga Basa Cerbon tidak mudah dipahami oleh penutur jati Bahasa Jawa dan daerah lain, maka dalam hal ini kata gramatikal dapat menjadi penanda jatidiri penuturnya di Cirebon.

Supriatnoko menjadi Doktor ke-32 FIB UI dan Doktor keempat bidang studi linguistik yang lulus pada tahun 2015.

Related Posts