Promosi Doktor Irzanti Sutanto dengan Disertasi “Fungsi Klausa Berargumen Agen dan Pasien dalam Wacana Naratif”

irzanti_wisudaPredikat verbal (PV) berargumen agen dan pasien dengan prefiks meN-, di- serta predikat øV, pada umumnya, disoroti dari segi sintaksis sebagai alat diatesis aktif, pasif, dan ergatif. Pembahasan dipusatkan untuk keperluan tipologi bahasa, seperti tampak pada hasil penelitian Muslim (2003). Namun, Verhaar (1978, 1989) dan McCune (1989) melihat gejala di luar lingkup sintaksis yan menunjukkan lebih banyak ciri yang dapat membedakan ergatif dari pasif (topik, informasi baru, anafora, dan pragmatik).

Hal inilah yang kemudian diteliti oleh Dr. Irzanti Sutanto dalam disertasinya berjudul “Fungsi Klausa Berargumen Agen dan Pasien dalam Wacana Naratif”. Ia berhasil mempertahankan materi disertasinya dalam Sidang Promosi Program Doktor yang diselenggarakan pada Jumat (15/08/2014), di R. 4101, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Sidang yang diketuai oleh Dekan FIB UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A. dengan anggota yang terdiri dari Prof. Dr. Rahayu S. Hidayat selaku Promotor, Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo sebagai Ko-Promotor, dan tim penguji di antaranya Dr. F.X. Rahyono, Prof. Dr. Benny Hoedoro Hoed, Prof. Dr. Deden Sunendar, Dr. Hermina Sutami, dan Dr. Untung Yuwono menyatakan Dr. Irzanti Sutanto berhasil meraih Yudisium Sangat Memuaskan.

Dalam disertasinya, Dr. Irzanti Sutanto yang merupakan salah satu staf pengajar Program Studi Prancis FIB UI mengungkapkan fungsi klausa berpredikat verbal meN-, di-|-nya,aøV (tanpa prefiks meN-),dan pøV (tanpa prefiks di-)dalam fiksi. Data diambil dari lima novel dari empat novelis dan dari waktu penerbitan berbeda. Analisis data dilakukan dengan membandingkan klausa dengan konstruksi yang sama, yaitu (i) Agen-Verba-Pasien untuk predikat verbal meN- dan aøV, (ii) Pasien-Verba untuk predikat verbal di-nya,dan pøV, serta (iii) klausa predikat verbal meN-dan di-nyadengan konstruksi berbeda, yaitu Agen- Verba-Pasien dan Pasien-Verba.

Temuan penelitian adalah (i) klausa berpredikat verbal meN-dan di-dapat berfungsi penunjuk semua jenis latar (keadaan, pemikiran, kebiasaan, dan kegiatan). Klausa berpredikat di-nyadan pøV hanya berfungsi sebagai latar kebiasaan dan kegiatan. (ii) Klausa berpredikat verbal meN-, di-,dan 0V dapat berfungsi sebagai penunjuk kerangka cerita. (iii) Sekuen klausa berpredikat aøV dan di-nyayang dibandingkan dengan klausa berpredikat meN-berfungsi penegas emosi. (iv) Didukung oleh sistem perujukan anaforis dan kataforis, pasien pada klausa berpredikat verbal meN-dan di-memungkinkan kedua klausa berfungsi sebagai pembangun peristiwa dan penyimpul. (v) Klausa berpredikat verbal di-, dan a/pøV berfungsi mewujudkan peristiwa pada saat kejadian, sedangkan klausa berpredikat meN-menunjukkan peristiwa pada semua waktu: pada saat kejadian, pada saat lampau, dan yang mendatang.

Temuan penelitian ini berimplikasi pada linguistik Indonesia dalam hal makna prefiks. Di dalam wacana, makna prefiks, khususnya me-, di-|-nya,tidak terbatas pada makna gramatikal yang menentukan jenis verba transitif, intransitif, jumlah argumen, serta alat diatesis aktif, pasif, dan ergatif. Prefiks itu juga dapat mempunyai andil dalam struktur naratif. Prefiks juga dapat berfungsi sebagai pemarkah temporal dan pemarkah majas.

Dengan keberhasilannya ini, Dr. Irzanti Sutanto menjadi Doktor ke-22 FIB UI dan merupakan Doktor ke-3 program studi linguistik yang lulus pada tahun 2014 ini.

Related Posts