Monica Maharani, mahasiswi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), mempresentasikan sebuah kampanye yang kuat bernama Idisability.id untuk menarik perhatian pada sesuatu yang sering kali diabaikan oleh banyak orang: disabilitas yang tidak terlihat. Apa yang dimulai sebagai pengajuan Gagasan Kreatif dalam kompetisi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) tingkat Universitas Indonesia telah berkembang menjadi sebuah gerakan yang menyentuh hati dan menciptakan energi positif secara online maupun di dalam kelas.
Presentasi Monica disampaikan sebagai bagian dari keikutsertaannya pada 2025 Global Collaborative Summer Program KyungHee University, Korea Selatan. Pada kesempatan ini, fasilitator sesi adalah Irina Bonova, former Director UNESCO.
Apa yang membuat inisiatif Monica sangat berarti adalah karena ini berakar dari pengalamannya sendiri. Hidup dengan disabilitas yang tidak terlihat, Monica memutuskan untuk mengubah perjalanan pribadinya menjadi sebuah platform untuk perubahan. “Ini bukan hanya sebuah proyek akademis,” jelasnya. “Ini adalah sesuatu yang saya jalani setiap hari dan saya ingin membantu orang lain untuk melihat apa yang sering kali luput dari perhatian.”
Presentasinya pada sesi ini mendapatkan apresiasi dan memberikan perspektif baru bahwa kita harus mulai melihat apa yang sering kali tidak terlihat. Inklusivitas tidak selalu harus datang dari kebijakan yang bersifat top down. Terkadang, hal ini dimulai dari orang-orang yang menciptakan sesuatu yang berdampak Rekan-rekan sesama peserta mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bijaksana, mendengarkan dengan seksama, dan banyak yang mengakui bahwa mereka tidak pernah berpikir bahwa disabilitas tidak selalu merupakan sesuatu yang bisa dilihat. Ini menjadi ruang refleksi, empati, dan kesadaran baru.
Idisability.id menyoroti kondisi-kondisi yang tidak selalu memiliki tanda-tanda yang terlihat, seperti penyakit kronis, gangguan kesehatan mental, dan keanekaragaman saraf, namun tetap memiliki dampak yang besar pada kehidupan masyarakat. Dengan tagline kampanye, “Seeing the Unseen,” Monica berharap dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap disabilitas dan mendorong empati yang lebih besar. Ia melakukan ini melalui desain yang cermat, menggunakan warna-warna berani dari Bendera Kebanggaan Disabilitas, dan konten media sosial yang menarik melalui @idisability.id dan tagar #BecauseEveryIndividualMatters. Ia juga meluncurkan inisiatif sukarelawan, “KawanDisibi”, untuk mengajak lebih banyak anak muda menjadi bagian dari percakapan.
Meskipun memiliki sumber daya yang terbatas, Monica membangun kampanye ini dengan strategi yang cerdas dan hati yang besar. Dengan menggunakan model pentahelix, yang menghubungkan pemerintah, akademisi, publik, media, dan sektor swasta, ia meletakkan fondasi untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan.
Dalam presentasi di kelasnya, ia bahkan menggunakan alat penelitian seperti PICOC (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Context) dan model gunung es perubahan sosial, yang menggali lebih dalam tentang hambatan sosial yang tersembunyi yang sering dihadapi oleh penyandang disabilitas netra. Monica juga secara terbuka mengakui adanya bias yang muncul karena mengerjakan proyek yang sangat dekat dengan “rumah”, sesuatu yang membuat pesannya menjadi lebih otentik dan membumi.
Melalui Idisability.id, Monica Maharani telah menunjukkan bahwa perubahan sering kali dimulai dari sebuah cerita, terutama yang diceritakan dengan penuh keberanian. Pesannya sederhana namun kuat: “Hanya karena Anda tidak bisa melihatnya, bukan berarti itu tidak nyata.” Kampanye ini adalah tentang menyuarakan mereka yang sudah terlalu lama tidak terdengar. (RMRW).