Depok, 13 Desember 2023 – Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Prof. Mina Elfira, S.S., M.A., Ph.D. dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam bidang Ilmu Kewilayahan pada hari Rabu, 13 Desember 2023, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) tertanggal 8 Agustus 2023 nomor 40367/M/07/2023. Pada prosesi pengukuhan, dibawakan pidato berjudul “Perempuan Minangkabau di Rantau: Tetap Berdaya dengan Modifikasi Matrilini, Patriarchal Bargains, dan Fleksibilitas Identitas”.
Minangkabau (Sumatera Barat) dikenal sebagai masyarakat matrilineal terbesar didunia. Berkat penerapan prinsip-prinsip matrilineal yang dianut, kaum perempuan Minangkabau memainkan peran-peran yang signifikan dalam masyarakat Minangkabau, yaitu sebagai pembawa garis keturunan, pemilik harta pusaka dan Rumah Gadang, serta penentu terlaksananya keputusan yang telah dibuat oleh kaum laki-laki dalam posisi sebagai mamak (paman garis ibu) panghulu (kepala Adat). Minangkabau juga dikenal dengan aktivitas pai marantau (pergi merantau)nya, yang berdampak pada kemungkinan hilangnya hak-hak istimewa yang sebelumnya diberikan Adat kepada kaum perempuan Minangkabau. Masalah penelitian adalah:” Bagaimana strategi yang dilakukan oleh kaum perempuan Minangkabau di rantau, dimana nilai-nilai patriarki menjadi norma utama, untuk mendapatkan kembali beberapa power dan keistimewaan yang sebelumnya diberikan oleh Adat, serta sukses dalam menyesuaikan perubahan-perubahan sosial di daerah rantau, yang berada di luar Provinsi Sumatera Barat?
Memodifikasi matrilini, seperti adanya individualisasi rumah tangga didalam jaringan kerja keluarga besar matrilineal, dan pemanfaatan relasi kekerabatan matrilineal sebagai safety-net, adalah strategi pertama yang dilakukan oleh para perempuan perantauan ini. Strategi berikutnya adalah menerapkan konsep patriarchal bargains yang dikemukakan oleh Kandiyoti (1988), dan fleksibilitas identitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan tiga strategi tersebut kaum perempuan Minangkabau di rantau sukses mendapatkan kembali beberapa keistimewaan yang sempat hilang dampak dari pai marantau. Mereka juga berperan sebagai aktor utama dalam mereproduksi matrilini dengan mengambil keuntungan dari norma-norma patriarki di rantau
Penelitian ini diharapkan melengkapi penelitian-penelitian terdahulu terkait kedudukan perempuan dalam masyarakat Minangkabau dalam kajian Minangkabau, Feminis, dan Asia Tenggara. Dalam membaca literatur akademik Minangkabau, Prof. Mina Elfira memperhatikan adanya dominasi sudut pandang laki-laki dengan mengunakan konsep-konsep Barat dalam menganalisis relasi gender/ power di Minangkabau, yang merupakan bagian dari Asia Tenggara. Dampaknya, narasi-narasi “suara-suara dari dalam” dari kaum perempuan Minangkabau tentang diri mereka sendiri dan pengalaman mereka hidup di Alam Minangkabau relatif luput dari banyaknya literatur tentang perempuan di masyarakat Minangkabau. Hal ini meninggalkan banyak pertanyaan-pertanyaan penting terkait Minangkabau Sumatera Barat. Penelitian yang telah dilakukan merupakan sebuah kontribusi untuk lebih memahami relasi-relasi sosial dan organisasi-organisasi Minangkabau dari sudut pandang seorang perempuan Minangkabau, dan menghadirkan suara-suara dari perempuan Minangkabau yang lainnya.
Penelitian yang dilakukan memperlengkapi bukti yang cukup bahwa relasi gender di Minangkabau adalah egaliter dan saling melengkapi yaitu “kehormatan bagi laki-laki, otoritas bagi perempuan”. Kaum perempuan Minangkabau mengizinkan kaum laki-laki untuk mendominasi kehidupan politik dan religi di aktivitas publik dan formal tapi tetap melanjutkan memegang area-area penting pembuatan keputusan pada ranah-ranah informal.
Prof. Mina Elfira, S.S., M.A., Ph.D. merupakan dosen di Departemen Kewilayahan FIB UI. Selain itu, ia juga merupakan pengajar Program Studi S1 Rusia FIB UI, Program Studi S2 Ilmu Susastra FIB UI, dan Program S2 Kajian Asia Tenggara FIB UI. Ia menamatkan S1 di Universitas Indonesia pada tahun 1988 dan melanjutkan studi Pascasarjananya di Faculty of Arts, The University of Melbourne, Australia, dengan memperoleh gelar Master by Research (M.A.) pada Russian Studies (1998), dan Ph.D pada Gender Studies (2010). Selain mengajar, juga aktif dalam kegiatan penelitian dalam topik terkait Gender, Budaya, dan Asia Tenggara. Hasil-hasil penelitian telah dipublikasikan, diantaranya buku “The Lived Experiences of Minangkabau mothers and daughters: gender relations, Adat, and family in Padang, West Sumatra Indonesia”(Scholar Press, Jerman, 2015). Prof. Mina Elfira mendapatkan beberapa penghargaan atas beberapa karya tulisnya, yaitu Pemenang I Scientific Article Writing Contest Wacana 2010 untuk artikelnya “Inter-ethnic relations in Padang of West Sumatra: Navigating between assimilation and exclusivity”. Buku Sastra dan Masyarakat juga mendapatkan penghargaan Ilmiah UI 2013 untuk kategori buku. Untuk Pengalaman pengabdian masyarakat ia adalah penerima Islamic Development Bank (IDB) Prizes for Science and Technology untuk Proyek Pengabdian Masyarakat “Pembangunan Sistim Pengeringan dan Penggilingan Padi Kelompok Wira Tani, Karawang”. Pada kegiatan pengmas 2018 ini ia sebagai Ketua pengabdi.
Prof. Mina Elfira, S.S., M.A., Ph.D. pernah menjabat sebagai staf kemahasiswaan FIB UI 1998-2000, Sekretaris Dekan FIB UI 2000-2001, Koordinator Program Studi Rusia FIB UI 2007 – 2010, Ketua Departemen Ilmu Susastra FIB UI 2011-2014, Ketua Program Studi S2 Asia Tenggara FIB UI2017-2019, dan Editor Jurnal Multikultura 2022-sekarang.