Program Studi Pascasarjana Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), pada Selasa (10/01/2023) meluluskan seorang Doktor yaitu Fajar Erikha dengan disertasi berjudul “Lanskap Odonim di Kota Bandung: Kajian Sosio-Onomastik”. Sidang dilaksanakan di Auditorium Gedung IV FIB UI, dipimpin oleh Prof. Dr. Titik Pudjiastuti serta dihadiri oleh Prof. Dr. Multamia R. M. T. Lauder, S.S., Mse., DEA (Promotor), Dr. Frans Asisi Datang (Kopromotor), Dr. Sonya Puspasari Suganda (Ketua Tim Penguji), Dr. Triaswarin Sutanarihesti (Anggota penguji), Prof. Dr. phil. Setiawati Darmojuwono (Anggota penguji), Prof. Dr. Cece Sobarna (Anggota penguji), dan Dr. Lilie Suratminto (Anggota penguji).
Sdr. Fajar Erikha dalam disertasinya mengkaji nama-nama tempat (toponimi), khususnya nama jalan (odonimi) di Kota Bandung berdasarkan paradigma sosio-linguistik. Kajian ini dilakukan karena masih terbatasnya telaah odonim yang dilakukan di Indonesia, khususnya dalam konteks pergantian odonim berlatar masyarakat perkotaan. Sdr. Fajar Erikha sebelumnya telah melakukan penelusuran nama-nama tempat di Jawa Barat dan Kota Bandung pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa telah cukup lengkapnya kajian tersebut. Akan tetapi, fokus penelitian-penelitian sebelumnya hanya pada nama tempat berbasis air, nama-nama tempat keramat, dan sebagian kecil nama-nama jalan utama di Kota Bandung. Selain itu, analisis yang digunakan pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan analisis makna nama dan menemukan kekhasan pola penamaan. Meskipun penelitian-penelitian sebelumnya mengkaji isu perubahan nama dan kecenderungan penamaan masa kini, namun Sdr. Fajar Erikha menilai belum ada kajian yang mengeksplorasi pergantian odonim dari perspektif masyarakat melalui lanskap nama dan penamaan jalan berlatar Kota Bandung berdasarkan sosio-onomastik.
Disertasi ini memiliki dua analisis penelitian, yaitu semantik nama (Nystrom, 2016) dan melalui dua teori sosio-onomastik, Keletakan Toponimik (Kostanski, 2009) dan Lanskap Linguistik (Landry & Bourhis, 1997). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sdr. Fajar Erikha mengolah data penelitian yang terdiri atas peta, arsip, foto, kamus, dan wawancara dengan hasil bahwa penelitian ini menemukan pola yang khas pada penamaan jalan dalam dua periode sebelum dan sesudah kemerdekaan. Penelitian ini menggambarkan situasi umum lanskap odonim secara komparatif. Kemudian, penelitian ini menangkap respon aksaranya. Dengan kata lain, pengalaman individu seseorang terhadap odonim dapat bermanfaat dalam mengkaji seberapa efektif dan efisiennya tata kelola penamaan jalan.
Penelitian ini memberikan sumbangan baik pada tataran teoritis maupun tataran praktis. Pada tataran teoritis, penelitian ini dapat memberikan wawasan baru bagi kajian toponimi, khususnya sosio-onomastik. Sejak perkembangan onomastik, mayoritas studi dilakukan dalam konteks budaya barat yang menyebabkan tidak mudahnya menerapkan apa yang telah terkonsepkan untuk menangani onomastik berlatar budaya timur. Sdr. Fajar Erikha berharap penelitian ini dapat menyumbangkan pengayaan studi onomastik dalam konteks Indonesia, khususnya mengenai pergantian odonim di wilayah perkotaan. Pada tataran praktis, penelitian ini memberikan wawasan baru bagi kajian pergantian odonim karena pergantian nama jalan merupakan peristiwa dan praktik yang dinamis pada berbagai daerah di Indonesia. Penelitian ini mempertimbangkan aspek psikologi sosial masyarakat, historis, dan perundang-undangan yang berlaku. Praktik penamaan di ruang publik termasuk ke dalam ranah aturan negara. Dengan demikian, penelitian ini mengkaji seberapa efektif dan efisien tata kelola penamaan jalan itu dilaksanakan sehingga dapat dikaitkan dengan lanskap odonim perkotaan.
Penelitian yang dilakukan Sdr. Fajar Erikha menemukan bahwa terdapat pola tema odonim yang khas dari periode sebelum maupun sesudah kemerdekaan, yaitu tema nama tokoh dan tema nama tempat. Selain itu, penelitian ini menunjukan adanya interaksi yang kompleks dalam pergantian odonim di Kota Bandung, seperti pergantian nama Jalan Gasibu menjadi Jalan Majapahit merupakan konteks diplomasi kultural Jawa dan Sunda. Temuan yang relatif baru pada penelitian ini adalah peran odonim baru sebagai alat untuk perdamaian. Pergantian nama jalan tetap tidak diharapkan oleh masyarakat karena sejumlah alasan praktis dalam pemakaian sehari-hari, namun pergantian yang berkaitan dengan identitas kelokalan bisa mendapatkan penerimaan lebih baik. Isu pemakaian aksara dan nama lokal juga mendapatkan dukungan lebih baik dan dipersepsi lebih positif oleh masyarakat Sunda. Toponim dalam konteks urban dapat digunakan juga sebagai alat penarik wisatawan lokal dan asing, selama dilakukan dengan sejumlah strategi yang baik.
Sdr. Fajar Erikha dinyatakan lulus dengan yudisium kelulusan “Sangat Memuaskan” serta menjadi doktor ke-413 di FIB UI dan doktor ke-2 Program Studi Ilmu Linguistik FIB UI yang lulus pada tahun 2023. (IM)