Program Studi Pascasarjana Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Kamis (21/01/2021) meluluskan seorang Doktor yaitu Madia Patra Ismar dengan disertasi berjudul “Transformasi Tradisi Lisan Silek Harimau Minangkabau dalam Seni Pertunjukan”. Sidang dilaksanakan secara daring, dipimpin oleh Prof. Dr. Agus Aris Munandar, dihadiri oleh Dr. Pudentia MPSS (Promotor), Prof. Dr. Edi Sedyawati (Kopromotor), Dr. Prof. Dr. Yus Rusyana (Kopromotor), Dr. M. Yoesoef, M. Hum (Ketua Tim Penguji), Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum. (Anggota penguji), Dr. Julianti Laksmi Parani (Anggota penguji), dan Dr. Seno Gumira Ajidarma (Anggota penguji).
Disertasi membahas Tradisi Lisan Silek Harimau yang merupakan tafsir terhadap keberadaan satwa harimau dalam kehidupan manusia Minangkabau. Harimau yang merupakan satwa buas yang memiliki gerakan indah namun mematikan, menjadi inspirasi dalam pengembangan gerak seni bela diri silek harimau.Gerakan-gerakan ini kemudian berkembang menjadi sumber penggarapan koreografi dalam pertunjukan-pertunjukan masa kini. Ketika Merantau, film yang ditayangkan tahun 2009 mengangkat tema seorang laki-laki Minangkabau keluar dari kampung halamannya mencari pengalaman dan ilmu, penonton luas dari dalam dan luar negeri, khususnya di Hollywood, dan juga para praktisi martial arts terpukau pada gerakan-gerakan adegan laga yang ditampilkan pemeran utamanya. Gaya gerak yang dipertunjukkan dalam adegan-adegan Merantau bersumber pada silek harimau Minangkabau. Gaya silek harimau yang mengingatkan kembali masyarakat Minangkabau akan kekayaan seni bela diri tradisinya mendorong seniman lainnya mengolah karya berdasarkan inspirasi dari gerak tubuh silek harimau Minangkabau.
Fenomena transformasi silek harimau menarik perhatian penulis untuk menelusuri akar dari tradisi lisan ini. Untuk memperoleh pemahaman lebih maka penulis melakukan penelitian etnografi untuk meneliti tradisi lisan silek harimau demi mendapatkan data primer dari para guru silek harimau. Data empirik digunakan untuk menelaah tuturan dan geraknya genre silek harimau dalam ritual, pewarisannya, spiritualitasnya, kisah-kisahnya serta ekspresinya sebagai sebagai seni pertunjukan menggunakan konsep-konsep dari bidang Kajian Tradisi Lisan.
Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian disertasi antara lain temuan bahwa dalam proses mencipta pertunjukan pelaku tradisi silek harimau menunjukkan memiliki kemampuan mencipta koreografi yang sudah menyatu dalam diri guru silek harimau. Para pemilik tradisi memiliki konsep koreografi sendiri atau emic choreography yang bersumber dari cara pandang dan pengetahuan mereka sendiri. Proses mencipta koreografi dari para pengetahuan para guru silek harimau ini belum tercatat dan masih tersimpan dalam alam memori mereka dan memori perguruan. Melalui penelitian tuturan dari guru silek harimau, dapat diperoleh suatu pengetahuan bagaimana proses penciptaan dalam tradisi lisan tersebut dilakukan, diwariskan serta interelasinya dengan sosio-budaya lingkungan dan konteks dari silek harimau baik bahasa, ingatan asal usul, spiritualitas, martabat seorang pandeka dan daya cipta kreatif yang dimiliki. Penulis juga menyampaikan perguruan silek harimau menunjukkan keluwesannya dengan mampu beralih menggunakan teknologi sebagai media komunikasi baru. Karya-karya cipta baru yang menggunakan teknologi baru dapat menjadi jembatan atau model pewarisan baru bagi generasi milenial dan mendatang.
Sdr. Madia Patra Ismar dinyatakan lulus dengan yudisium kelulusan “Sangat Memuaskan” serta menjadi doktor ke-356 di FIB UI dan doktor ke-1 Program Studi Ilmu Susastra FIB UI yang lulus pada tahun 2021.
(Foto: FIB UI)