Program Pendokumentasian secara elektronik tentang Mitos dan Ritual terhadap Kebudayaan Orang Enggano digagas oleh Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan, mengamankan serta mencegah terjadinya erosi kebudayaan Enggano. Pengabdi utama, Dr. Ike Iswary Lawanda menyampaikan bahwa dokumen pencatatan kebudayaan Enggano telah diarsipkan ke sebuah Sistem Elektronik Arsip UI atau dikenal dengan istilah SEKAR UI.
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Hindia. Pulau Enggano merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Pulau Enggano berjarak 156 km dari Kota Bengkulu dan masuk ke dalam kategori pulau 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Gagasan yang dijalankan oleh Dr. Ike dan tim dilandasi atas permasalahan pengaruh kehidupan teknologi informasi modern yang sudah merasuk ke dalam kehidupan generasi muda sehingga bahasa dan budaya sudah mulai luntur di kalangan generasi muda. Untuk mempertahankan kebudayaan, khususnya dalam hal ini Suku Enggano, tim Pengmas FIB UI merasa memerlukan dokumen yang dinamis agar kebudayaan memiliki pembuktian, oleh dan untuk mereka sendiri, sebagai upaya menjaga dan membangun NKRI.
SEKAR UI memfasilitasi pendokumentasian kebudayaan, diantaranya mitos dan ritual suku Enggano dalam proses penciptaan, penyimpanan, dan penggunaan dan akses bagi warga masyarakat Enggano khususnya dan masyarakat umum. Aplikasi SEKAR UI bersinergi dengan website Kantor Kabupaten Bengkulu Utara dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN), serta Pangkalan Data di Kantor Kecamatan Enggano. Dr. Ike Iswary menuturkan bahwa mitos dan ritual merupakan sumber pertahanan budaya dan keamanan di tengah ancaman generasi milenial yang sangat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih.
Berita Pengmas ini telah diterbitkan di:
