Masih dalam rangkaian perayaan Dies Natalis ke-80 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), kolaborasi dosen, karyawan, dan mahasiswa FIB UI menghasilkan pementasan Kethoprak DoKar (Dosen dan Karyawan) dengan lakon “Karmaphala Tumapel”. Pementasan ini terselenggara pada Selasa, 10 Desember 2019 di Auditorium Gedung IX FIB UI. Ide cerita berasal dari Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M.Hum., sutradara dan naskah oleh Dr. M. Yoesoef, M.Hum., dan Dr. Sonya Puspasari Suganda bertindak sebagai pimpinan produksi.
Kethoprak DoKar tahun ini memilih ‘Karmaphala Tumapel’ yang merupakan episode yang terjadi dalam sejarah Singhasari antara tahun 1222-1292 supaya kita tetap awas terhadap intrik dan isu-isu yang mudah dihembuskan di sekeliling kita sehingga boleh jadi mendatangkan sesat pikir dan tindakan yang tidak semestinya terjadi. Dikisahkan setelah Mpu Gandring mengutuk Ken Arok, Kris Mpu Gandring satu per satu merenggut nyawa orang-orang yang berkaitan dengan Ken arok. Keris tersebut direbut paksa oleh Ken Arok dari Mpu Gandring sang pembuat, lalu merenggut nyawa Mpu Gandring. Keris itu kemudian digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung demi mendapatkan istrinya, Ken Dedes. Setelah mengawini Ken Dedes, Ken Arok membangun Singhasari. Ia juga mengambil Ken Umang sebagai selirnya. Kedua perempuan tersebut melahirkan anak-anak yang kemudian mewarisi kekerasan dan pembunuhan setelah mereka menemukan keris bertuah yang dikutuk oleh pembuatnya.
Ken Dedes merasakan duka yang mendalam atas pertumpahan darah yang terjadi di dalam tembok istana (Kuthagara) Singhasari. Ia menumpahkan perasaan dan pemikirannya tentang dendam kesumat di antara anak-anaknya. Sejarah mencatat intrik yang paling memukau dalam perjalanan dinasti Rajasa.
Pertunjukan ini diakhiri dengan penyerahan Bunga dari Ketua Panitia Dies Natalis ke-80, Dr. Thera Widyastuti kepada sutradara.
