Seminar dan Talkshow: Mengupas seluk-beluk Kehidupan dan Belajar di Korea & Peran Orang Korea dalam Perang Kemerdekaan di Indonesia (1946-1949)

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) bekerjasama dengan Historika Indonesia menyelenggarakan Talkshow dan Seminar tentang belajar di Korea dan sejarah orang-orang Korea di Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan ini dalam rangka memperingati ulang tahun Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UI yang ke-13 tahun serta peringatan kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, bertepatan pula dengan hari kemerdekaan Korea pada tanggal 15 Agustus yang sama-sama berusia 74 tahun. Acara ini dapat dikatakan sebagai rasa syukur atas capaian usia yang semakin bertambah.

Menurut Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, tahun 2019 menjadi tahun penting bagi kedua negara, yang memasuki usia hubungan yang ke 46 tahun. Di usianya yang cukup “matang” ini, kedua negara terus berupaya meningkatkan hubungan dan kerjasama, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral. Dalam konteks yang lebih strategis, kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yang disambut hangat oleh Presiden Moon Jae In, makin meningkatkan pola hubungan yang lebih strategis, menjadi “Special Strategic Partnership”. Kedua pemimpin juga sepakat bahwa kemitraan kedua negara bukanlah sekedar hubungan transaksional, tetapi hubungan yang dilandasi semangat saling membantu. Salah satu kerjasama yang kini makin “bergairah” adalah kerjasama di bidang pendidikan. Kedua negara telah melakukan pertukaran pelajar, tenaga guru/dosen, tenaga ahli bidang pendidikan, kerjasama antaruniversitas dan sekolah hingga pemberian beasiswa. Menurut data per 28 Februari 2019, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Republik Korea berjumlah 1685 orang. Salah satu program beasiswa yang diberikan Pemerintah Korea adalah Global Korea Scholarship (GKS), yaitu beasiswa yang diberikan kepada orang asing dari berbagai negara di seluruh dunia untuk melanjutkan pendidikan sarjana (bachelor degree) dan pasca sarjana (master dan doctoral degree) di negeri ginseng. Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan ini.

 

Menurut Ketua Program Studi Korea Universitas Indonesia, Eva Latifah, Ph.D, program beasiswa GKS yang diberikan rutin oleh Pemerintah Korea setiap tahunnya menunjukkan peminat yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut menjadikan beasiswa GKS sebagai salah satu beasiswa yang kompetitif. Selain sulit untuk mendapatkan beasiswa GKS, tidak mudah juga untuk lulus dan mendapatkan ijazah yang diinginkan. Jadi, ada dua hal yang perlu dipersiapkan calon mahasiswa sebelum menempuh studi di negeri ginseng, yaitu taktik mendapatkan beasiswa, seperti GKS, dan teknik bertahan untuk mendapatkan gelar impian.
Dalam kesempatan talkshow ini, Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia ingin memberikan pemahaman kehidupan di Korea terutama bagi mereka yang akan studi dan tinggal di sana. Para pemberi materi mengenai kehidupan dan studi di Korea adalah para alumni Global Korea Scholarship. Latar belakang keilmuan, kampus, dan tahun yang beragam akan memberikan gambaran kehidupan mahasiswa Indonesia di Korea secara lebih komprehensif. Ajang ini juga menjadi momen penting bagi GKS. Selain berkumpulnya para “alumni” juga menjadi acara pelantikan Duta Promosi GKS periode Juli 2019–Juni 2021, yang dalam kesempatan ini diberikan kepada Eva Latifah, Ph.D (GKS 2006), Suray Agung Nugroho, Ph.D (GKS 2012), dan Annisa Luthfiarrahman, M.A (GKS 2014). Pelantikan  dilakukan oleh Minister Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia.

[Best_Wordpress_Gallery id=”211″ gal_title=”Seminar dan Talkshow: Mengupas seluk-beluk Kehidupan dan Belajar di Korea & Peran Orang Korea dalam Perang Kemerdekaan di Indonesia (1946-1949)”]

Dalam kesempatan yang sama, dan di momen yang penting hari ini juga diadakan Seminar “Peran Orang Korea dalam Perang Kemerdekaan di Indonesia (1946-1949)” Seperti diketahui, selama ini bangsa Indonesia memaknai kemerdekaannya secara eksklusif. Artinya kemerdekaan yang berhasil diraih dan digenggam hingga kini merupakan perjuangan dan pengorbanan orang-orang Indonesia semata. Padahal jika kita menelisik secara dalam perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada kenyataan sejatinya kemerdekaan kita juga melibatkan “orang-orang asing”. “Mereka yang secara lahiriah, tidak memiliki keterkaitan apapun, ternyata ikut bahu membahu dengan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya. Fenomena ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan kemerdekaan itu pula mengandung nilai-nilai luhur yang universal,” ujar Abdul Basyith, Direktur Eksekutif Historika Indonesia.

Salah satu orang asing yang berpartisipasi aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Yan Chil Sung. Lelaki kelahiran Wanjoo, Korea pada 29 Mei 1919 ini awalnya datang ke Pulau Jawa mengikuti arus pengiriman para phorokamsiwon (penjaga tawanan perang). Sesampai di Jawa, Yang Chil Sung (saat itu dia sudah ganti nama berbau Jepang: Yanagawa Sichisci) ditugaskan militer Jepang di sebuah kamp tawanan perang yang masuk wilayah Bandung. Chil Sung berada di Bandung hingga pada 14 Agustus 1945, ketika Jepang menyatakan diri menyerah kepada Sekutu. Tiga hari kemudian, Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka. Situasi tersebut membuat masa depan orang-orang Korea yang bekerja untuk militer Jepang menjadi suram. Kendati merasa senang terbebas dari kekuasaan Jepang, mereka khawatir akan diperlakukan sebagai penjahat perang oleh Sekutu. Di tengah ketidakjelasan itu, suatu hari, dalam suatu pertempuran di Bandung, Chil Sung bersama beberapa tentara Jepang lainnya, ditawan para gerilyawan Indonesia. Mereka kemudian dibawa ke Wanaraja. Di sana mereka diperlakukan baik oleh para gerilyawan dan masyarakat Wanaraja, mereka malah balik bersimpati pada perjuangan rakyat Indonesia. Hingga suatu hari, mereka datang menghadap Mayor Kosasih dan menyatakan diri ingin masuk Islam. Singkat cerita, bergabunglah mereka dengan gerilyawan Indonesia.

Sejak bergabungnya eks tentara Jepang, kesatuan PPP seolah menjadi hantu yang menakutkan bagi militer Belanda. Berbagai operasi penyerangan, sabotase, dan penghadangan di sekitar Wanaraja kerap mereka lakukan secara sporadis dan militan. Korban pun berjatuhan, bukan saja dari kalangan militer namun juga aparat Recomba (Regerings Commissaris Bestuurs Aangelegenheden) –istilah Belanda untuk pemerintahan darurat yang diinisiasi H.J. Van Mook sebagai prakondisi terbentuknya suatu pemerintahan federal di Indonesia. Akibat aksi-aksi Chil Sung dan kawan-kawan, Belanda semakin berang. Mereka berpikir keberadaan eks tentara Jepang di PPP tak bisa dibiarkan. Maka dibuatlah rencana operasi perburuan dengan melibatkan satu tim elit buru sergap dari Yon 3-14-RI (Regiment Infanterie), sebuah batalion Angkatan Darat Belanda yang dipimpin Letnan Kolonel P.W.van Duin. Hingga suatu malam pada 25-26 Oktober 1948,Chil Sung dan dua kawan Jepang-nya tertangkap di Desa Parentas yang merupakan wilayah kaki Gunung Dora (perbatasan Garut-Tasikmalaya). Beberapa bulan kemudian (menurut keterangan resmi pihak Belanda adalah 21 Mei 1949), ketiga eks tentara Jepang itu diangkut ke Lapangan Kerkhoff yang terletak di seberang Sungai Cimanuk (sekarang menjadi Lapangan Olahraga).

Dalam kesempatan seminar ini, salah seorang pembicara yang juga jurnalis sejarah dari historia.id Hendi Jo, menguak keterlibatan orang Korea dalam Perang Kemerdekaan di Garut pada era 1946-1949.
“Orang-orang Korea yang terlibat dalam perjuangan orang-orang Indonesia di Garut, jumlahnya cukup banyak,” ujar Hendi Jo.
Bekerjasama dengan para peneliti dari Historika Indonesia, Hendi mengharapkan keterlibatan orang Korea dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin terungkap dan memperkaya khazanah kesejarahan di Indonesia.

Sekilas Prodi Korea
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea berdiri pada tanggal 16 Agustus 2006. PS Bahasa dan Kebudayan Korea UI menjadi program studi Korea pertama di Indonesia untuk jenjang sarjana. Meski berpredikat program studi termuda di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, prestasi Prodi Bahasa dan Budaya Korea cukup membanggakan. Tahun 2017, Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea mendapat akreditasi A. Tahun 2019, Prodi Korea merupakan salah satu jurusan yang paling ketat persaingannya di Universitas Indonesia (nomor 4) untuk jalur SBMPTN (https://m.bisnis.com). Berdasarkan hasil rapat Rektor Proses Seleksi dan Alokasi SBMPTN 2019, PS Bahasa dan Kebudayaan Korea UI berada di urutan 23 dari Top 500 Nilai Minimal Diterima Prodi untuk bidang sosial humaniora. Hal ini menunjukkan bahwa peminat PS Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UI cukup tinggi dengan persaingan ketat. Rerata masa tunggu lulusan PS Bahasa dan Kebudayaan Korea untuk mendapat kerja adalah dua bulan. Saat ini, lulusannya terserap di berbagai instansi, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sosial, Kedutaan, pariwisata, media massa, dsb. Beberapa alumni juga ada yang berwirausaha di bidang kuliner, jasa interpreter, dan lembaga bahasa Korea.

Related Posts

http://178.128.96.106/http://206.189.37.164/http://159.89.206.206/http://209.97.174.234/http://128.199.202.205/http://146.190.110.222/http://157.245.60.166/bapautotopayslot88payslot88payslot88https://heylink.me/slotgacor_PAYSLOT88/http://128.199.179.162/https://fib.ui.ac.id/wp-includes/asia4d/totoslot99https://fib.ui.ac.id/wp-includes/fonts/https://heylink.me/PAYSLOT88OFFICIAL/https://heylink.me/XLSLOT88.OFFICIAL/https://heylink.me/MANTAN4D.OFFICIAL/https://heylink.me/UWAKSLOT_OFFICIAL/https://heylink.me/XO4D_OFFICIAL/https://heylink.me/BAPAUTOTO.OFFICIAL/https://mez.ink/totoslot4dhttp://188.166.219.95/http://143.110.170.86/http://167.99.94.174/http://178.128.62.175/http://134.122.97.17/http://134.209.16.34/https://heylink.me/TOTOSLOT99/http://165.22.234.153/http://159.65.135.151/http://68.183.42.97/http://170.64.173.182/xlslot88https://nursing.ui.ac.id/portal/https://sipat.polimedia.ac.id/public/https://p3m.polimedia.ac.id/public/https://green.radenintan.ac.id/stats/toto/https://fkip.unila.ac.id/wp-content/lib/https://fib.ui.ac.id/pulsa/https://registrasi.polimedia.ac.id/icons/mantan4d/https://siarteri.metrokota.go.id/public/https://pandawalima.pn-kediri.go.id/genji/https://sekarbanyu.pn-kediri.go.id/tekiyagenji/https://e-malika.pn-kediri.go.id/tekiya-genji/https://sakip.sumbawabaratkab.go.id/m4d/https://registrasi.polimedia.ac.id/icons/mantan4d/https://green.ui.ac.id/uploads/thailand/https://bsp.umpo.ac.id/portal/https://kerma.unik-kediri.ac.id/portal/https://sekarbanyu.pn-kediri.go.id/tekiyagenji/https://jdih-dprd.metrokota.go.id/lib/https://labkom.unik-kediri.ac.id/css/https://rektorat.lembahdempo.ac.id/css/sc-hitam/https://simpi.poltekindonusa.ac.id/scatter-hitam/https://rektorat.lembahdempo.ac.id/css/sc-hitam/https://desabalongmojo.gresikkab.go.id/vendor/rans/https://desabulangkulon.gresikkab.go.id/assets/slot-thailand777/https://sijarihubal.bawaslu.go.id/portal/https://desabengkelolor.gresikkab.go.id/logs/slot777/https://desadeliksumber.gresikkab.go.id/logs/sc-hitam/https://desabanter.gresikkab.go.id/template-surat/surat-xo4d/https://desabulangkulon.gresikkab.go.id/themes/xo4d/https://sipp.umtas.ac.id/uploads/seminar/scatter/https://opac.umtas.ac.id/files/xo4d/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/thai/https://rsud.bulukumbakab.go.id/store/server-thailand/https://simpeg.umtas.ac.id/uploads/mcb/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/wp-includes/public/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/wp-includes/public/https://desabulurejo.gresikkab.go.id/system/toto-slot/https://dispertan.pulangpisaukab.go.id/css/slot-thailand/https://fkip.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2024/sc-hitam/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2022/https://lppm.iainponorogo.ac.id/wp-includes/public/https://sipraja.kayongutarakab.go.id/xthai/https://feb.untagsmg.ac.id/mantan4d/https://startup.unesa.ac.id/okesayang/https://startup.unesa.ac.id/wp-content/themes/xl-slot88/https://startup.unesa.ac.id/wp-content/plugins/sc-hitam/https://startup.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2024/4dslot/https://startup.unesa.ac.id/wp-content/themes/xl-slot88/https://trainingcenter.unesa.ac.id/toto/https://trainingcenter.unesa.ac.id/admin/maxcrot/https://green.ui.ac.id/-/xo4d/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/-/toto-slot/https://trainingcenter.unesa.ac.id/toto/https://trainingcenter.unesa.ac.id/admin/maxcrot/https://trainingcenter.unesa.ac.id/staff/pulsa/https://trainingcenter.unesa.ac.id/administrator/https://trainingcenter.unesa.ac.id/store/inigacor/https://lppm.iainponorogo.ac.id/wp-content/stoto/https://repository.fdk.ac.id/xo4d/https://green.radenintan.ac.id/wp-content/upgrade/berlin/https://adin.radenintan.ac.id/system/maxwin/https://sosial.penajamkab.go.id/okesayang/https://adin.radenintan.ac.id/okesayang/https://helpdesk.diskominfo.sumbawabaratkab.go.id/css/toto/https://trainingcenter.unesa.ac.id/max99/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/wp-includes/mantan4d/https://fisip.unsri.ac.id/wp-content/languages/bptt/https://sipraja.kayongutarakab.go.id/mantan4d/https://green.radenintan.ac.id/wp-includes/assets/max99/https://manajemenbisnis.vokasi.uns.ac.id/wp-includes/okesayang/https://gowakab.go.id/uploads/jp-gacor/https://apps-manado.bkn.go.id/mspm/uploads/dokumen/app/https://fib.ui.ac.id/maxx/https://pascakomunikasi.fisip.ui.ac.id/wp-content/uploads/-/ts4d/https://pascakomunikasi.fisip.ui.ac.id/wp-content/languages/-/server-thailand/https://adin.radenintan.ac.id/sgacor/https://adin.radenintan.ac.id/toto/https://adin.radenintan.ac.id/scatter/https://www.payslot88hoki.com/https://dinkes.tasikmalayakota.go.id/assets/toto/https://dinkes.tasikmalayakota.go.id/assets/login/https://iclave.ui.ac.id/wp-includes/app/https://nursing.ui.ac.id/ts4d/https://perpustakaan.uinmataram.ac.id/thailand/https://nursing.ui.ac.id/bangsajp/https://trainingcenter.unesa.ac.id/xoxo/https://journal3.upgris.ac.id/thailand/https://bkd.sumbawabaratkab.go.id/images/ts4d/https://puskesmascangkol.cirebonkota.go.id/toto/https://proskrip.ekonomi-unkris.ac.id/thailand/https://fib.ui.ac.id/sbobet/https://journal.fateta.unipa.ac.id/maxx/https://teknik.umpo.ac.id/maxx/https://ptsp.iainponorogo.ac.id/assets/ts4d/https://feb.untagsmg.ac.id/bptt/https://sosial.penajamkab.go.id/totoxd/https://hukum.unik-kediri.ac.id/asset/https://mm.unik-kediri.ac.id/ts4d/https://ilmupemerintahanpsdku.unpam.ac.id/pays88/https://ti.umpo.ac.id/wp-content/plugins/pays/https://app.vavuniya.dist.gov.lk/js/pays/https://ptsp.iainponorogo.ac.id/plugin/https://helpdesk.diskominfo.sumbawabaratkab.go.id/payslot88/https://journal.fateta.unipa.ac.id/totoslot4d/https://fateta.unipa.ac.id/toto/https://teknik.umpo.ac.id/-/thailand/https://fateta.unipa.ac.id/slot88/https://ti.umpo.ac.id/thai/https://teknik.umpo.ac.id/app/https://journal2.upgris.ac.id/templates/app/https://disdukcapil.langsakota.go.id/.well-known/thai/https://fib.ui.ac.id/qris/https://ptsp.iainponorogo.ac.id/font-awesome/https://sipapabb.kec-karangtengah.garutkab.go.id/totoku/https://www.kacakiddaagiris.com/https://kec-karangtengah.garutkab.go.id/toslot/https://bkd.sumbawabaratkab.go.id/system/qris/https://simansur.kec-karangtengah.garutkab.go.id/qris/https://teknik.umpo.ac.id/zeus/https://sakip.bawaslu.go.id/template/slot-4d/https://kec-karangtengah.garutkab.go.id/asset/deposit-5000/https://adin.radenintan.ac.id/qris/https://dinkes.tasikmalayakota.go.id/storage/-/https://dinkes.tasikmalayakota.go.id/uploads/thailand/https://fib.ui.ac.id/thai/http://arsitektur.ft.unand.ac.id/xthai/https://simansur.kec-karangtengah.garutkab.go.id/qris/https://skripsi-ti.umpo.ac.id/admin/4d4d/https://kacakiddaagiris.com/http://arsitektur.ft.unand.ac.id/shitam/https://simpeg.stkip-pgri-sumbar.ac.id/toto/https://skripsi-ti.umpo.ac.id/assets/payslot88/https://bkd.sumbawabaratkab.go.id/application/toto-slot/https://proskrip.ekonomi-unkris.ac.id/assets/images/link/https://appsfikes.ub.ac.id/app/http://arsitektur.ft.unand.ac.id/-/