id
id

Kuliah Umum “Contribution of Islamic Scientist to The World” oleh Prof. Dr. Ismail Serageldin dari Bibliotheca Alexandrina, Mesir

Prof. Dr. Ismail Serageldin memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) pada Kamis, 25 April 2019, bertempat di Auditorium Gedung I FIB UI. Prof. Dr. Ismail Serageldin merupakan emeritus founding director of Bibliotheca Alexandrina, Vice president of World Bank (1993-2000), founding chair of global water partnership (1996-2000), founding chairman of consultative group to assist the poorest (1996-2000), executive council of encyclopaedia of life (2010), dan executive council of world digital library (2010-2017). Acara kuliah umum ini diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi FIB UI bekerja sama dengan Heritage Amanah. Acara ini dihadiri oleh segenap dosen dan mahasiswa khususnya Program Studi Ilmu Perpustakaan dari berbagai angkatan.

Dekan FIB UI, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, S.S., M.A. memberikan kata sambutan di awal acara. CEO dan founder Heritage Amanah, Salina Nordin, memberikan kata sambutan dan perkenalan Heritage Amanah. Setelah sambutan, diputarkan video mengenai Bibliotheca Alexandrina, Mesir.

Dalam Sesi paparan, bertindak sebagai moderator adalah Dr. Fuad Gani, pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan FIB UI yang juga merupakan Kepala UPT Perpustakaan Universitas Indonesia. Dalam paparannya yang berlangsung selama dua jam, Prof. Dr. Ismail Serageldin membahas peranan dari muslim scientists dari berbagai bidang ilmu. Kontribusi tersebut belum mendapatkan cukup apresiasi di dunia. Prof. Serageldin menyampaikan bahwa peran dari muslim scientists pada pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari sekitar abad ke-7 sampai ke abad ke-17. Biblioteca Alexandria di Mesir sendiri telah selama 600 tahun menjadi center of learning di dunia. Pembicara memberikan banyak contoh ilmuwan muslim, diantaranya dari bidang sejarah, fisika, matematika, kesehatan, dan astronomi. Selain itu, Prof. Dr. Ismail Serageldin juga menyebutkan banyaknya ilmuwan muda di dunia muslim dan diasporanya. Di masa depan, kerjasama penting dilakukan untuk generasi masa depan untuk manusia di seluruh dunia. Moderator menambahkan, satu kelebihan ilmuwan Muslim menurut beberapa penelitian, ketika orang Islam mempelajari suatu konsep dalam konteks diseminasi ilmu pengetahuan, akan menjadi lebih mudah untuk dimengerti orang lain, dibandingkan dengan orang Eropa yang mempelajarinya.

Disimpulkan bahwa kontribusi muslim scientist kepada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia sangat besar, namun kurang dihargai. Saat ini telah dilakukan upaya untuk mengingatkan kembali akan peranan ilmuwan Islam, utamanya di kawasan Eropa.

Acara ditutup dengan pertukaran cenderamata dan foto bersama.

Related Posts