Pada hari Jumat, 10 Mei 2019, Program Studi Jepang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) telah menyelenggarakan kegiatan Public Lecture dengan tema “Peran Samurai dalam Pembantaian Banda (1621) dan Maluku (1623): 400 Tahun Keterlibatan Jepang di Maluku”. Acara kuliah umum diadakan pada jam 09.30-11.30 WIB di ruang 4101 FIB UI, dihadiri oleh kurang lebih 60 peserta, yang terdiri dari staf pengajar dan mahasiswa Program Studi Jepang FIB UI, mahasiswa dari program studi Sejarah, dan jurnalis dari majalah Historia.
Pembicara pada acara Public Lecture adalah Ibu Meta Sekar Puji Astuti, Ph.D dari Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada kuliah umum kali ini, Ibu Meta Sekar Puji Astuti, Ph.D memberikan materi kuliah mengenai peran samurai pada peristiwa pembantaian di Banda diakui sebagai salah satu peristiwa genosida tersadis pada masanya dan hal ini terjadi karena campur tangan dari samurai Jepang. Ibu Meta Sekar Puji Astuti, Ph.D menjelaskan bagaimana para samurai dapat tiba di kepulauan Banda dan Maluku dengan mengaitkannya dengan peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Jepang pada masa tersebut, yaitu pertempuran Sekigahara. Pertempuran Sekigahara ini menyebabkan para samurai kehilangan para tuannya, sehingga membuat para samurai ini akhirnya tiba di Banda dan melakukan pembantaian dengan teknologi penggunaan pedang katana mereka yang sangat canggih pada masanya. Pemaparan materi sejarah ini memberikan pemahaman baru pada para peserta kuliah umum bahwa hubungan Indonesia dan Jepang yang selama ini pada umumnya dianggap bermula dari masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, sesungguhnya sudah dimulai jauh lebih lama, yaitu sejak pembantaian di Banda dan Maluku pada awal tahun 1600an. Refleksi yang dapat ditarik dari pembelajaran sejarah ini ada beberapa, yaitu Jepang sejak dulu terkenal dengan teknologinya yang canggih dan keuletan orang-orangnya dalam bekerja, peran Jepang di Indonesia meskipun kecil dari segi jumlah penduduknya tetapi signifikan dari segi kualitasnya, dan hubungan Indonesia dan Jepang sudah dimulai jauh sebelum masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945.
[Best_Wordpress_Gallery id=”180″ gal_title=”Kuliah Umum “Peran Samurai dalam Pembantaian Banda (1621) dan Maluku (1623): 400 Tahun Keterlibatan Jepang di Maluku””]
Acara Public Lecture dibuka oleh Ketua Program Studi Jepang Dr. Endah Hayuni Wulandari, lalu dilanjutkan dengan dengan pemberian tanda penghargaan kepada pembicara oleh Ketua Program Studi Jepang. Selanjutnya, Ibu Meta Sekar Puji Astuti, Ph.D memberikan kuliah selama kurang lebih 45 menit dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama kurang lebih 40 menit. Kuliah umum ini dipandu oleh moderator Dr. Endah Hayuni Wulandari dan acara keseluruhan dipandu oleh pembawa acara Rouli Esther Pasaribu, Ph. D. Pada sesi tanya jawab, dua orang mahasiswa, tiga orang staf pengajar, dan satu orang jurnalis mengajukan pertanyaan, sehingga diskusi berlangsung interaktif. Acara Public Lecture ditutup dengan acara foto bersama dengan pembicara dan seluruh peserta.
