Entang Wiharso dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, 19 Agustus 1967. Ia menamatkan pendidikan seni rupanya di Jurusan Seni Lukis ISI Yogyakarta pada 1994.
Karya-karya Entang meliputi lukisan, patung, instalasi dan performance art. Karyanya adalah bentangan dunia yang tanpa batas, saling lebur, penuh jukstaposisi: masa lalu dan masa kini, dongeng dan keseharian, sejarah dan mitos, dengan sosok-sosok yang yang bergerak di antara realisme dan surrealisme. Ia menyerap budaya Jawa dan membaurkannya dengan budaya dunia mutakhir, menjelma jadi sejenis karya trimatra yang belum sepenuhnya meninggalkan watak dwimatranya. Sementara dalam sejumlah performance art yang ia gelar, Entang mencoba meluaskan seni rupa ke wilayah teater dan memberikan kita parodi dan kritik sosial yang menghibur.
Entang telah memamerkan karyanya sejak tahun pertama kuliah di ISI Yogyakarta (1987). Pameran tunggalnya, antara lain, Crush Me, Pearl Lam Galleries, Shanghai, Cina (2013); Untold Story, Arndt, Berlin, Jerman (2012); Love Me or Die, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2010); InToxic, Rumah Seni Yaitu, Semarang (2007); Amuk, CP ArtSpace, Washington D.C., Amerika Serikat (AS, 2001), dan Strange Journey, Benteng Vrederburg, Yogyakarta (1997). Sementara pameran bersamanya antara lain The Encyclopedic Palace, Venice Biennale, Indonesian Pavilion, Venesia, Italia (2013); Expanded Painting 3, Prague Biennale, Praha, Republik Cek (2009); Interpellation, CP Open Biennale, Jakarta (2007); Jogja Biennale, Yogyakarta (1996), dan sebuah pameran bersama di kampusnya ISI Yogyakarta (1987).
Di samping menerima sejumlah penghargaan seni rupa, di antaranya Hadiah Affandi (1994) dan Visual Arts Awards 2011 dari majalah Visual Arts, Entang juga beberapa kali menjadi seniman mukiman dan mendapat beasiswa untuk berkarya, di antaranya di Gertrude Contemporary, Melbourne, Australia (2013); Pollock-Krasner Foundation, New York (2007) dan Pacific Bridge Contemporary Southeast Asian Art, Oakland, AS (1999).
Karya-karya Entang menjadi koleksi, antara lain, The Guy and Myriam Ullens Foundation, Swiss; Thomas Olbricht Collection, Berlin, Jerman; Carnegie Mellon University, Pittsburgh, AS; Marino & Paola Golinelli, Bologna, Italia; Mori Art Museum, Tokyo, Jepang; National Gallery of Victoria, Melbourne, Australia; OHD Museum of Modern & Contemporary Indonesian Art, Magelang; Rubell Family Collection, Miami, AS; Rudi Akili Museum, Jakarta; Singapore Art Museum, dan Videoinsight® Center, Turino, Italia.
Kini Entang Wiharso membagi waktunya untuk tinggal dan bekerja antara Yogyakarta dan Rhode Island, AS.