Departemen Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Kamis (17/1/2019) meluluskan seorang Doktor yaitu Ahmad Ibrahim Badry dengan disertasi berjudul “Kerangka Kerja Pertimbangan Etis Atas Penalaan Manusia: Suatu Perumusan Berdasar Analisis Pascafenomenologis Ihdean”. Sidang terbuka dilaksanakan di Auditorium Gedung IV, dipimpin oleh Dr. Adrianus Lauren Gerung Waworuntu, M.A., dan dihadiri oleh Prof. Riris K.Sarumpaet, Ph.D. (Promotor), Dr. Karlina Supelli (Kopromotor), Dr. Herdito Sandi Pratama (Ketua tim penguji), Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto (Anggota penguji), Dr. dr. Tiara Anindhitha, SpS (K) (Anggota penguji), Dr. Budiarto Danujaya (Anggota penguji), dan Dr. Donny Gahral Adian (Anggota penguji).
Disertasi ini menelaah persoalan penalaan manusia agar sampai pada kesimpulan bahwa hal ini dapat menjadi solusi dalam kompetisi antara manusia dan robot pada konteks insdustri 4.0. Penulis mengkaji apa yang dimaksud dengan penalaan dan menelusuri debat etis yang menyertainya untuk memperoleh kerangka kerja pertimbangan etis yang dapat membantu mengambil keputusan untuk melakukan penalaan tanpa harus terjebak dalam debat etis yang sudah berlangsung sekian lama. Teori yang digunakan adalah pendekatan pascafenomenologis Ihde dan meminjam argumentasi dari Verbeek yang telah berhasil menautkan soal etis dengan analisis pascafenomenologis dalam konsepnya yang disebut sebagai mediasi teknologis (technological mediation).
Penulis mengemukakan bahwa pada dasarnya kita sudah selalu terhubung dengan teknologi. Penalaan juga sudah dilakukan sejak dahulu. Apa yang didengungkan dalam gagasan penalaan manusia bukanlah suatu hal yang baru. Yang mungkin berbeda adalah jenis teknologinya yang terdiri atas penalaan sibernetik, farmakologis, nanoteknologis, genetis, dan kompartemen. Temuan ini diperoleh melalui analisis pascafenomenologis. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa riset ini secara keseluruhan menjadi berbeda dan unik bila dibandingkan dengan riset sejenis karena elaborasinya yang khusus pada perubahan kesadaran. Secara umum, berdasarkan riset yang berasal dari studi Keadaan Malih Kesadaran, terlihat bahwa kemungkinan terjadinya perubahan kesadaran sangat besar karena pengaruh dari situasi dan kondisi alam maupun rekayasa yang diberikan pada manusia. Oleh karena itu, menjadi penting untuk diperhatikan bahwa aspek perubahan kesadaran perlu ditangani secara saksama karena ternyata berkait erat dengan aspek rentan-luka dan risiko. Selain karena keterkaitannya dengan aspek rentan-luka dan risiko, perubahan kesadaran juga akan turut mempengaruhi kehidupan manusia dengan proses adaptasi yang dimilikinya. Meskipun adaptasi sudah pula dilakukan pada kasus pengguna KJI atas alatnya tersebut, tetapi fenomenanya menunjukkan kalau mereka tetap memiliki masalah yang tak mudah pula untuk diselesaikan.
Sdr. Ahmad Ibrahim Badry mendapat nilai sangat memuaskan serta menjadi doktor ke-331 di FIB UI dan doktor ke-1 Program Studi Ilmu Filsafat FIB UI yang lulus pada tahun 2019.