Hari Berbahasa Indonesia (HBI) kembali digelar pada hari Kamis (22/11/2018) pukul 09.00—15.00 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Jawa Barat. Tahun ini HBI mengusung tema “Indonesia Mendunia” yang terinspirasi dari kemajuan bangsa Indonesia di pelbagai bidang di dunia. Penyelenggara acara, Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing, Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (BIPA LBI FIB UI), merancang acara ini sebagai bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia yang progresif, interaktif, dan atraktif. Sebagai lembaga perintis pengajaran bahasa Indonesia kepada penutur asing, BIPA LBI FIB UI selalu berupaya untuk memberikan pelayanan pengajaran terbaik kepada para pesertanya dengan membangun suasana belajar yang kondusif, variatif, unik, dan berkesan. Acara tahunan HBI merupakan salah satu cara BIPA LBI FIB UI yang dapat mendukung aspek kemahiran dan pengetahuan penutur asing serta membangun kepercayaan diri dalam berbahasa Indonesia. Acara HBI 2018 “Indonesia Mendunia” bersifat terbuka untuk umum sehingga para pembelajar bahasa Indonesia dari luar lembaga BIPA LBI FIB UI maupun masyarakat umum dapat turut meramaikannya. Dekan FIB UI, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, M.A., membuka acara ini bersama Ibu Christine T. Bachrun, M.A selaku Direktur LBI dan Ibu Leli Dwirika, M.A. selaku Manajer BIPA.
Peserta kegiatan HBI 2018 yang terdiri dari 172 peserta dari 26 negara, seperti Korea, Jepang, Taiwan, Filipina, Rwanda, Meksiko, Jerman, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris ini dapat berpartisipasi dalam berbagai bentuk lomba sebagai ajang unjuk kemampuan berbahasa Indonesia. Sebagai tuan rumah, peserta BIPA LBI FIB UI menampilkan Lomba Presentasi Wastra Indonesia sebagai pembuka acara kali ini. Lomba tersebut diikuti oleh peserta BIPA tingkat Lanjut (BIPA 3). Peserta lomba berpresentasi dan memperagakan wastra tradisional Indonesia. Dengan mengikuti lomba ini, peserta dapat mengasah keterampilan berpresentasi dalam bahasa Indonesia dan mengenal lebih dekat wastra tradisional sebagai warisan budaya Indonesia. Pada lomba tahun ini, pendukung acara Lomba Presentasi Wastra Indonesia adalah Dian Oerip, seorang penjelajah wastra nusantara yang berkarya di dunia Wearable Art Fashion. Karya-karya beliau diperagakan secara memukau dengan tetap mengutamakan filosofi wastra nusantara. Penilaian lomba tersebut dibantu oleh Dhedy Rizaldy (desainer Rizaldy 1950), Santi P. Mardikarno (UNSADA), dan Sri Munawarah (FIB UI). Pemenang pertama Lomba Presentasi Wastra Indonesia kali ini adalah 2 kelompok Kain Tenun Dayak Sintang Enseid Panjang yang beranggotakan Ichiyama Takahiro (Jepang), Shohei Mizuguchi (Jepang), Kim Hyo Won (Korea Selatan), dan Yu Won Jae (Korea Selatan). Juara kedua diraih oleh kelompok Kain Tenun Umalulu Melolo yang beranggotakan Takumi Itaya (Jepang), Kang Dong Woo (Korea Selatan), Chika Shibata (Jepang), Ko Minseok (Korea Selatan), dan Che Kwan Chul (Korea Selatan). Selain juara presentasi, ada pula juara model terbaik yang diraih oleh Shohei Mizuguchi (Jepang).
Lomba kedua yang ditampilkan adalah Lomba Suhu Kata yang menguji pengetahuan dan kemampuan peserta BIPA tingkat Dasar tentang kosakata dan tata bahasa Indonesia melalui kegiatan menyusun huruf, mencari padanan kata, hingga menyusun kalimat. Validator lomba tersebut adalah Santi P. Mardikarno (UNSADA) dan Sunu Wasono (FIB UI). Dari 16 peserta yang dibagi menjadi 8 kelompok, Kim Boyong (Korea Selatan) dan Louferinio Amatkasmin (Suriname) berhasil menjadi pemenang pertama Lomba Suhu Kata 2018. Juara kedua diraih oleh kelompok Cho Yangho (Korea Selatan) dan Kim Min Ju (Korea Selatan), sedangkan juara ketiga diraih oleh Rajesh Kumar Das (Nepal) dan Kim Bo Kyeong (Korea Selatan).
Lomba Mendramatisasikan Cerita Rakyat Indonesia menjadi lomba ketiga yang meramaikan acara HBI tahun ini. Lomba tersebut menilai kemampuan oral bahasa Indonesia para peserta dengan titik berat pada lafal, intonasi, dan ekspresi kalimat dari sebuah teks naratif cerita rakyat Indonesia yang tidak hanya terdiri atas kalimat naratif, tetapi juga mengandung kalimat-kalimat ujaran langsung. Lomba yang juga dilakukan secara berkelompok ini akan menguji apresiasi peserta terhadap karakteristik tokoh-tokoh yang berbeda dengan cara berujar yang berbeda pula. Pada lomba kali ini, Sunu Wasono (FIB UI), Priscilla F. Limbong (FIB UI), dan Anwar Natari (pegiat seni teater) menjadi juri yang membantu penyeleksian pemenang lomba. Kelompok Legenda Danau Toba yang beranggotakan mahasiswa BIPA Reguler kelas 2E menjadi pemenang pertama, sedangkan kelompok Legenda Pulau Irian yang beranggotakan mahasiswa BIPA Reguler kelas 2D menjadi pemenang kedua Lomba Mendramatisasikan Cerita Rakyat Indonesia kali ini.
Lomba Menyanyi dan Alih Bahasa Lagu Indonesia yang diikuti oleh peserta BIPA UI dan peserta BIPA dari institusi lainnya, seperti Universitas Internasional Batam, UNJ, STP Sahid, dan STMIK IKMI Cirebon menjadi lomba terakhir sekaligus penutup acara HBI 2018 “Indonesia Mendunia”. Lomba yang selalu mampu menarik perhatian para penonton ini dikemas berbeda pada tahun ini dengan menyelipkan pengalihbahasaan satu bagian lagu 3 berbahasa Indonesia ke dalam bahasa ibu setiap penyanyinya. Ivan Penwyn (Payung Teduh), Erika Oei (Youtuber), dan Hendy Yusuf (pencipta lagu dan gitaris Bungabel) menjadi juri lomba yang menilai penguasaan lafal bahasa Indonesia dan teknik menyanyi peserta. Pada acara kali ini, Carmina (Filipina) dari UNJ berhasil meraih juara pertama. Juara kedua berhasil diraih oleh Kusada Keisuke (Jepang) dari BIPA UI dan juara ketiga diraih oleh Amihan Ruiz (Filipina) dari BIPA UI.
Dengan mengusung tema “Indonesia Mendunia” kali ini, Program BIPA LBI FIB UI menyelenggarakan HBI demi menciptakan media belajar yang baru, unik, dan kreatif. Program BIPA LBI FIB UI mengemas kelas bahasa Indonesia menjadi kegiatan praktik luar kelas yang memungkinkan peserta untuk berinteraksi dengan penutur asli bahasa Indonesia dan menunjukkan kemampuan yang telah mereka capai. Dengan semakin meningkatnya jumlah peserta yang ingin mempelajari bahasa Indonesia, terbukti bahwa bahasa Indonesia yang semakin berkembang tidak hanya menjadi angan-angan belaka. Dengan bertambahnya antusiasme orang-orang dari belahan negara lain mempelajari bahasa Indonesia, semoga mendunianya Indonesia kelak dapat diawali dengan mendunianya bahasa kita, bahasa Indonesia