Kolaborasi Dosen dan Karyawan Meriahkan Rangkaian Dies Natalis ke-78 FIB UI dalam Pertunjukan Kethoprak “Manohara Putri Kinnara”

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIBUI) menyambut Dies Natalis ke-78 di tahun 2018 dengan menyelenggarakan Pementasan Kethoprak DoKar (Dosen-Karyawan) dengan lakon “Manohara Putri Kinnara” pada Jumat, 30 November 2018 di Auditorium Gedung IX FIB UI, Kampus UI Depok. Setiap tahunnya, pementasan kethoprak dokar selalu dinantikan oleh civitas akademika FIB UI. Di dalam pementasan tahun ini, ide cerita berasal dari Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M.Hum., Sutradara dan Naskah oleh Dr. M. Yoesoef., M.Hum., dan Pimpinan Produksi oleh Dr. Sonya Puspasari Suganda.

“Manohara Putri Kinnara” mengisahkan tentang seorang Putri Kinnara bernama Manohara. Putri Kinnara adalah makhluk surga berbadan burung namun berkepala manusia yang memiliki suara merdu dan dapat berubah wujud menjadi wanita yang cantik. Pada satu hari, seorang pemburu bernama Halaka yang mendengar keberadaan para Putri Kinnara dari seorang pertapa, memasang jerat sakti di sebuah danau tempat para Putri Kinnara biasa mandi. Jerat itu pun mengenai Manohara sehingga ia tidak dapat terbang dan ditangkap.

Halaka kemudian mempersembahkan Putri Manohara kepada Pangeran Sudhanakumara, Putra Mahkota Kerajaan Pancala Lor, dan Sang Pangeran pun menikahinya. Sementara itu, pemimpin brahmana istana beserta kelompoknya yang rakus dan jahat mengadu kepada Raja Panca Lor bahwa akibat perkawinan Sudhanakumara dengan Manohara maka kerajaan terancam kekacauan. Sang pemimpin brahmana sengaja menyebarkan berita tersebut karena sakit hati dengan Sudhanakumara yang akan melengserkan posisinya sebagai Brahmin istana. Ia pun telah bersekongkol dengan Raja Pancala Kidul, supaya menyerang Pancala Lor dan mengalahkan Sudhanakumara.

Sudhanakumara yang pergi perang menitipkan Manohara kepada Ibundanya. Akan tetapi, para brahmana istana kembali bersekongkol dengan menafsirkan mimpi buruk Raja sebagai pertanda buruk, sehingga harus mengorbankan Putri Manohara sebagai penangkal musibah. Permaisuri Raja mengetahuinya dan segera meminta Manohara pergi kembali ke Kerajaan Kinnara.

Sekembalinya dari perang, Sudhanakumara sangat kecewa karena Manohara telah pergi, Ia pun menempuh perjalanan ke Kinnara untuk menjemput kembali istrinya dan akhirnya dipertemukan kembali dan hidup bahagia.

Pertunjukan ini diakhiri dengan penyerahan bunga dari Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Manneke Budiman, Ph.D., dan Wakil Dekan bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum, Dr. Irmawati Marwoto kepada sutradara dan foto bersama.

Related Posts