Laboratorium Sejarah Departemen Ilmu Sejarah Universitas Indonesia menyelenggarakan orasi ilmiah “Buton dan Kesadaran pada Ruang Sejarah” dalam rangka “65 Tahun Prof. Dr. Susanto Zuhdi: Tiga Dekade Arungi Sejarah Bahari” dan peluncuran buku “Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana” edisi revisi (2018) karya Prof. Dr. Susanto Zuhdi pada hari Rabu, 4 April 2018 di Auditorium Gedung I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Kampus UI Depok. Kegiatan ini dihadiri oleh para tamu diantaranya dari dosen-dosen di lingkungan FIB UI dan FISIP UI, Wakil Ketua DPR RI, dosen ilmu sejarah dari UNDIP dan UGM, komunitas peneliti sejarah, serta diramaikan oleh mahasiswa FIB UI.
Tidak ada galeri yang dipilih atau galeri itu dihapus.
Acara dibuka resmi oleh Dekan FIB UI, Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., juga dengan rangkaian sambutan oleh Dr. Abdurrakhman (Ketua Departemen Sejarah FIB UI), Prof. Dr. Taufik Abdullah (LIPI), dan Dr. Fadli Zon (Wakil Ketua DPR RI). Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Susanto Zuhdi menjelaskan latar belakang tiga dekadenya mengarungi sejarah bahari. Sebagai fakta geografis, bahwa Indonesia terutama bagian timur merupakan kawasan laut paling luas dan memiliki jumlah pulau paling banyak, sehingga dari segi pembangunan nasional potensi kelautan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa begitu besar. Selain itu, pentingnya kajian lokal di kawasan Indonesia Timur sebagai langkah untuk menelusuri ke wilayah timur, ke Kepulauan Pasifik. Tema ini menjadi proyek yang penting dan strategis untuk menjelaskan geo-sejarah ke geo-politik negara kepulauan seperti Indonesia dengan pendekatan budaya, sehingga kajian sejarah Buton sebagai bagian dari dunia Maluku dapat dicari unsur-unsur kemiripannya dengan masyarakat kepulauan pasifik. Dalam kaitan itu ada tiga aspek yang sangat potensial untuk dieskplorasi lebih lanjut yaitu melalui mitos asal-usul, jaringan maritim, dan pola pertukaran. Dalam konteks itu maka akan ditemukan nilai-nilai yang memperkuat etnik maritim nusantara (dalam hal ini Buton) yang berperan dalam merajut pulau-pulau dan wilayah pesisir di Indonesia Timur yang begitu luas.
Pada acara peluncuran buku “Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana“, diskusi dan bedah buku dimoderatori oleh Dr. Saraswati Dewi (Departemen Filsafat, FIB UI) dan tiga pembahas dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda yaitu oleh Tommy Christomy, Ph.D (Departemen Susastra, FIB UI), Dedi S. Adhuri, Ph.D (PMB – LIPI), dan Kasijanto, M.Hum (Departemen Sejarah, FIB UI). Diskusi ini ditutup dengan kesimpulan bahwa buku “Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana” merupakan buku yang ditulis secara dialekstis menjelaskan fakta-fakta yang menarik seperti ambiguitas spasial dan dinamika kuasa di Buton, sehingga buku ini menarik karena banyak mengangkat sisi dinamika kehidupan kemanusiaan dan juga digunakannya banyak sastra atau mitologi yang dituliskan di dalam buku ini. Selain itu buku tersebut juga menguraikan tentang bagaimana pola pemerintahan Buton yang diantaranya adalah relasi Kesultanan Buton dengan VOC, dan relasi Kesultanan Buton dengan Ternate dan Goa.
Rangkaian acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Prof. Dr. Susanto Zuhdi sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di usia ke 65 tahun yang masih produktif di dalam dunia akademis khususnya pada bidang Sejarah Bahari dalam bentuk penelitian dan penulisan.
