Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia menyelenggarakan The 4th International Conference on Chinese-Indonesian Studies (ICCIS) pada Selasa – Kamis, 22-24 Agustus 2017 di Auditorium Gedung 1, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Konferensi ini ialah konferensi ke-4 yang merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan secara bergantian oleh delapan (8) Universitas yang mengembangkan Studi Cina yakni Univesitas Kristen Petra, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Tarumanagara, Xiamen University (RRT), Rikkyo University (Jepang), University of Malaya (Malaysia) dan Universitas Indonesia. Pada konferensi ke-4 ini mengangkat tema utama mengenai “China’s Impact on Southeast Asia and its Diasporic Communities : past, present, future” dengan sub tema mencakup berbagai bidang yakni, ekonomi, sosial, politik, sejarah, dan budaya. Konferensi ke-4 ini bertujuan memperluas batasan eksplorasi dari yang hanya sekadar berfokus pada komunitas Tionghoa-Indonesia menjadi lebih luas melihat komunitas diaspora dalam konteks atau jangkauan Asia Tenggara, serta melihat lebih dekat apa yang tengah terjadi di RRT dari sudut kesejarahannya hingga perkembangan saat ini.
Konferensi dibuka oleh Dr. Adrianus L.G Waworuntu, M.A. (Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI). Menampilkan dua pembicara utama yakni Prof. Antonia Finnane (School of Historical and Philosophical Studies, Faculty of Arts, University of Melbourne, Australia) yang berbicara pada Pembukaan Konferensi, dan Prof. Wang Gungwu, CBE (East Asian Institute, National University of Singapore) yang memberikan closing keynote remark pada akhir sesi konferensi.
Selain itu terdapat pula 12 orang Plenary Speaker dari berbagai universitas dalam dan luar negeri yakni, (1) Prof. Zhang Zhenjiang (School of Overseas Chinese and International Studies, Jinan University, Guangzhou, China), (2) Prof. Goh Beng Lan (Department of Southeast Asian Studies, Faculty of Arts and Social Sciences, National University of Singapore), (3) Dr. R. Tuty Nur Mutia (Chinese Studies Program, Department of History, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia), (4) Prof. Dali S. Naga (Tarumanegara University, Jakarta, Indonesia), (5) Prof. Hermina Sutami (Chinese Studies Program, Linguistics Department, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia), (6) Dr. Setefanus Suprajitno (Department of Chinese Studies, Faculty of Arts, Petra Christian University, Surabaya, Indonesia), (7) Prof. Shi Xueqin (Department of Southeast Asian studies, Xiamen University, China), (8) Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. (Maranatha Christian University), (9) Prof. Nobuhiro Aizawa (Department of Cultural studies, Graduate School of Integrated Sciences for Global Society, Kyushu University, Japan), (10) Dr. Josh Stenberg (Department of Chinese Studies, Faculty of Arts and Social Sciences, University of Sydney, Australia), (11) Prof. Dr. Danny Wong Tze Ken (Malaysia Institute of Chinese Studies, Malaysia), dan (12) Nurni W. Wuryandari, Ph.D. (Chinese Studies Program, Department of Literature, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia). Pada konferensi ini juga terdapat sesi paralel meliputi 60 makalah yang ditulis dan dipresentasikan oleh peserta baik mahasiwa, akademisi, praktisi dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri.
Konferensi ini ditutup dengan adanya penampilan tarian “Topeng Putri Cina” oleh, Didik Nini Thowok yaitu seorang Penari professional, direktur The Vocational Dance Education of Natya Lakshita Institute, Didik Nini Thowok Foundation, dan Didik Nini Thowok Entertainment. Pada kamis, 24 Agustus 2017, sekaligus sebagai rangkaian penutupan konferensi, para peserta melakukan kunjungan ke Bogor, yaitu ke Istana Kepresidenan RI, kawasan Pecinan dan Vihara Dhanagun yang merupakan salah satu Klenteng tertua di Bogor, yang juga dikenal dengan nama Hok Tek Bio.