FIB UI dan University of South Australia Mengadakan Program New Colombo Plan 2017

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), pada tanggal 1-16 Juli 2017 lalu menjadi tuan rumah bagi dua belas mahasiswa calon guru Bahasa Inggris dan pengajar Dr. Greg Restall dan Dr. Ngoc Doan dari School of Education, University of South Australia untuk program New Colombo Plan 2017. Program ini ditujukan untuk memperkenalkan budaya dan sistem pendidikan sekolah di Indonesia yang beragam kepada mahasiswa program sarjana jurusan Teaching English as a Second Language (TESOL). Salah satu kegiatan utama dari program ini adalah kunjungan budaya dan wisata ke Bandung dan Cirebon pada tanggal 8 hingga 12 Juli 2017.

Kegiatan utama di Bandung adalah kunjungan ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tanggal 10 Juli. Didampingi dengan Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FIB UI, Manneke Budiman, Ph.D, para mahasiswa calon guru dari UniSA menghadiri sesi diskusi tentang sistem pendidikan di Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Rektor Prof. Dr. Didi Sukyadi. Dari banyak topik pembicaraan, salah satunya adalah bagaimana menjadi seorang pendidik, khususnya guru di Indonesia. Mereka membicarakan bagaimana cara seseorang yang bukan merupakan sarjana dari jurusan pendidikan dapat menjadi seorang pendidik yang mempunyai sertifikasi. Selain mengunjungi UPI, pada tanggal 9 Juli, para peserta New Colombo Plan mengunjungi Taman Hutan Raya dan menikmati pertunjukan angklung, wayang dan tari tradisional serta bermain angklung bersama di Saung Angklung Mang Udjo.

Pada tanggal 11 Juli, partisipan mengunjungi Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy yang berlokasi di Babakan Ciwaringin, Cirebon. Santri dan santriwati pondok pesantren tersebut memberikan sambutan yang amat meriah di hari kedatangan. Pemimpin Pondok Pesantren tersebut, Nyai Hj. Masriyah Amva kemudian memberikan sambutannya yang menceritakan profil pesantren serta membahas sepak terjangnya ketika pertama kali mengambil alih kepemimpinan pesantren yang dulu masih sarat akan patriarki. Kepemimpinan dan visi Nyai Hj. Masriyah Amva yang sarat akan nilai-nilai feminisme dan pluralisme ini lah yang menjadikan pesantren ini unik dan berhasil menarik perhatian media dalam maupun luar negeri.

 

Setelah sesi pembukaan, para partisipan New Colombo Plan dan pengajar bahasa Inggris di Pesantren Kebon Jambu memulai sesi diskusi seputar sistem pengajaran bahasa, kondisi umum santri, dan tantangan-tantangan pengajaran yang dihadapi oleh guru-guru bahasa Inggris di pesantren dan madrasah. Sesi diskusi ini menjadi medium untuk berbagi ide dan juga bekal bagi

para peserta untuk memulai aktivitas bahasa Inggris pada esok harinya.

Di hari terakhir di kunjungan ke pesantren, dua belas calon guru dari UniSA ini dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan aktivitas dalam bahasa Inggris di madrasah yang berlokasi di dalam Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy selama satu jam.

Sekembalinya ke Jakarta, peserta program New Colombo Plan juga mendapatkan kesempatan untuk berkunjung dan melakukan berbagai kegiatan di beberapa yayasan dan sekolah yang menjadi rekan kerja sama English Art Lab, organisasi sukarelawan bentukan salah satu dosen Prodi Inggris FIB UI yang bergerak di bidang seni dan pendidikan. Di hari terakhir, para peserta juga unjuk gigi kemampuan seni mereka di acara penutupan yang diadakan di Auditorium Gedung IV FIB UI. Mereka menampilkan kebolehannya memainkan salah satu lagu popular Indonesia, “Di Sini Senang, Di Sana Senang” dengan Arumba (Alunan Rumpun Bambu). Mereka juga mengemas cerita suka-duka selama 2 minggu di Indonesia melalui lagu dan puisi yang mereka ciptakan sendiri. Setelah mendapatkan banyak pengalaman berwisata dab berinteraksi dengan siswa-siswi dari beragam latar belakang yang berbeda di Indonesia, para peserta pulang ke Australia pada tanggal 16 Juli 2017.
 

_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

On July 1-16, 2017, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia hosted 12 students and 2 lecturers, Dr. Greg Restall and Dr. Ngoc Doan from the School of Education, University of South Australia (UniSA) for the New Colombo Plan 2017 program. This two-week program was meant to introduce Indonesian culture and education system to the undergraduate students majoring in Teaching English as a Second Language (TESOL). Amongst the main activities for this program are cultural visits to Bandung and Cirebon from 8 to 12 July 2017.  

In Bandung, accompanied by the Vice Dean of Academics, Research and Students’ Affairs, Manneke Budiman, the participants visited Universitas Pendidikan Indonesia and attended a sharing session led by the Vice Rector, Prof. Dr. Didi Sukyadi. These pre-service teacher from UniSA along with the professors and a few lecturers of UPI had a discussion about the Indonesian academic system. Among the many things discussed was the process to become a professional educator in Indonesia. They discussed the steps that have to be taken by students of non-education majors to become educators.

Other than visiting UPI, on July 9 the participants of New Colombo Plan went on a hike in the lush natural park area of Bandung, Taman Hutan Raya and enjoyed angklung, shadow Puppets, and traditional dance performances at Saung Angklung Mang Udjo, where they grasped a concept of togetherness by playing the angklung along with other audience.

From 11 to 12 July, the participants visited a traditional religious boarding school, namely Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, in Babakan Ciwaringin, Cirebon. They received a very warm and cordial welcome from the teachers and students of the female-led pesantren. The leader, Nyai Hj. Masriyah Amva gave a fascinating presentation about the history and transformation that the pesantren has undergone. She explained her initial struggle that she encountered upon taking over the leadership of the pesantren that used to be highly patriarchal. The leadership and feminist and pluralistic vision of Hj. Masriyah Amva are what makes the pesantren unique and succeeds in gaining attention from both local and foreign media. During the time there, the participants and the English teachers of the pesantren and madrasah got together to discuss topics revolving the language teaching system, general condition of the students and challenges in teaching in the pesantren. This discussion session was aimed to be the medium of ideas exchange as well as guidance for the participants to start their English activities session on the next day.

The next day, the participants divided themselves into five groups classes at the madrasah inside the pesantren area and did various English activities with the pupils.

Upon their return to Jakarta, participants visited some non-profit organisations and schools partnering with English Art, a volunteer organization specializing in English and art education, founded by one of the lecturers of English Department of FIB UI. On the last day of the program, the participants performed their artistic talent, playing an Indonesian sing with the traditional music instruments of Arumba (the sounds of Bamboo) at the Auditorium of Building 4 at FIB UI. They also transformed their life stories during the two-week stay in Indonesia into beautiful songs and poems. After the cultural immersion of travelling and interacting with Indonesian students coming from various backgrounds, the participants returned to Australia on 16th July 2017.

 

(Nadira Alia (Prodi Prancis FIB UI), Nareswari Tria Edriana (Prodi Inggris FIB UI))

 

Related Posts