Departemen Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Senin (12/1/2017) kembali meluluskan seorang Doktor yaitu Priscila Fitriasih Limbong dengan disertasi berjudul “Undang-Undang Ternate: Edisi Teks dan Wacana Kekuasaan Kolonial Abad XIX”. Sidang terbuka dilaksanakan di R. 4101, dipimpin oleh Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., dan dihadiri oleh Prof. Dr. Titik Pudjiastuti (promotor), Tommy Christomy (kopromotor), dan para penguji di antaranya Dr. M. Yoesoef, M. Hum (ketua tim), Prof. Dr. Achadiati, Dr. Mujizah, M.Hum., dan Totok Suhardijanto. Atas keberhasilan mempertahankan disertasinya, Priscila Fitriasih Limbong mendapatkan predikat sangat memuaskan. Disertasi ini membahas naskah Undang-Undang Ternate (UUT) koleksi peti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah ini berupa surat
perjanjian dan pengangkatan Raja Tambuku yang berada di bawah kekuasaan Ternate. Adapun penelitian ini bertujuan menyajikan edisi teks UUT dan menjelaskan bentuk wacana kekuasaan yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan teori filologi dan teori analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima naskah UUT hanya ada dua yang sama tetapi tidak identik. Perbedaan yang terdapat pada dua naskah yang sama ini terletak pada lampiran teks. Berkaitan dengan itu, digunakan metode landasan untuk menyajikan edisi teks. Teks yang telah dibuat edisinya ini kemudian dikaji melalui pendekatan analisis wacana. Melalui pendekatan ini, stuktur wacana UUT dianalisis untuk mengeluarkan makna teks melalui bahasa. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa UUT diprodiksi sebagai respon terhadap pembeontakan Raja Tambuku. Untuk megantisipasi pemberontakan berulang, Belanda menciptakan pengetahuan baru berupa produksi undang-undang dengan struktur yang terdiri atas exordium, isi, penutup, dan lampiran. Elemen-elemen struktur tersebut memperlihatkan dominasi kekuasan Belanda dalam aspek politik, hukum, dan ekonomi. Kekuasaan tersebut terlihat memalui pembuatan aturan dan intervensi terhadap aturan yang sudah ada di Tambuku. Selain itu, kekuasan juga terlihat dari aspek bahasa yang digunakan dalam teks. Aspek semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris dalam teks UUT memperlihatkan adanya upaya dominasi kekuasaan di Tambuku. Hal ini terlihat dari penggunaan jenis kalimat, pilihan kata, dan ungkapan yang bermakna retoris.