Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Kebudayaan sebagai Unsur Penting dalam Diplomasi di Kawasan Asia Timur” oleh Drs Rizali Wilmar Indrakesuma selaku Duta Besar Indonesia untuk India pada hari Selasa, 18 Oktober 2016 di Auditorium Gedung IV, FIB UI. Kuliah umum ini di hadiri oleh mahasiswa FIB serta umum. Kuliah ini dibuka langsung oleh Dr. Andrianus L.G. Waworuntu, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Drs Rizali Wilmar Idrakesuma selaku Alumni Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Indonesia
memaparkan bahwa budaya sebagai suplemen diplomasi karena pelaku hubungan internasional semakin beragam. Diplomasi tradisional yang dikenal dengan “First Track Diplomacy” yang hanya melibatkan peran pemerintah atau negara dalam menjalankan diplomasi, tidak lagi menjadi satu-satunya jalur diplomasi. Konsep soft power diplomacy yang dipopulerkan tahun 1980 oleh Joseph S. Nye Jr, Guru Besar Kennedy School of Government University Harvard, Amerika Serikat dalam bukunya berjudul Soft Power: The Means to Success in the world Politics, Nye menyatakan bahwa soft power suatu negara terdapat pada terutama dalam tiga sumber yaitu: kebudayaan, nilai-nilai poltik, dan kebijakan luar negerinya. Hubungan India-Indonesia sudah lama terjalin sejak kemerdekaan Republik Indonesia karena India dan Indonesia memiliki beberapa kesamaaan yakni (1) negara demokrasi pertama dan ketiga, (2) memiliki penduduk tebesar kedua dan keempat terbesar di dunia, (3) memiliki keragaman agama dan jumlah penduduk muslim yang besar, (4) memiliki kesamaan sejarah, sosial, budaya, (5) perekonomian yang terus berkembang serta (6) kesamaan pada candi-candi yang terdapat di Indonesia. Dalam waktu dekat ini, India dan Indonesia akan menjalin kerjasama dalam penelitian pada Candi Muara Jambi.