Program Studi Pascasarjana Kekhususan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Kamis (21/07/2016) kembali meluluskan seorang Doktor yaitu Andriyati Rahayu dengan disertasi berjudul “Kehidupan Kaum Agamawan Masa Majapahit Akhir: Tinjauan Epigrafis”. Sidang terbuka dilaksanakan di R. 4101, dipimpin oleh Prof. Dr. Susanto Zuhdi dan dihadiri oleh Prof. Dr. Nurhadi Magetsari (promotor), Dr. Ninie Susanti (kopromotor), dan para penguji di antaranya Prof. Dr. Agus Aris Munandar (ketua penguji), Dr. Kresno Yulianto, Dr. Supratikno Rahardjo, Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi, dan Dr. Titi Surti Nastiti.
Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya prasasti-prasasti pendek dengan angka tahun termasuk ke dalam periode masa Majapahit. Tujuan penelitian ini adalah mencari karakteristik prasasti-prasasti pendek tersebut dan merekonstruksi masyarakat penghasilnya. Untuk merekonstruksi masyarakat penghasil prasasti tersebut menggunakan data prasasti-prasasti pendek dari situs Pasrujambe dan Sukuh.
Prasasti-prasasti pendek ini memiliki karakter yang berbeda dari prasasti Majapahit pada umumnya. Prasasti-prasasti pendek dipahatkan di atas batu alam yang tidak dibentuk terlebih dahulu, berukuran kurang dari 100 cm, mempunyai jumlah baris kurang dari lima belas dan memiliki tipe aksara yang berbeda dengan aksara Majapahit. Dari segi isi, prasasti-prasasti pendek tidak menyebutkan tokoh yang mengeluarkan prasasti, tidak mempunyai struktur lengkap seperti layaknya prasasti sima, dan isinya bukan merupakan maklumat raja melainkan nama dewa, nama tempat, tokoh, nasihat keagamaan, dan peristiwa.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa prasasti-prasasti pendek ini dihasilkan oleh kaum agamawan yang hidup di tempat-tempat sunyi. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa ada suatu komunitas keagamaan di Pasrujambe yang menganut agama Shiva Pasupata. Tokoh-tokoh yang disebutkan di prasasti Pasrujambe adalah Bhatara, Bhatari, Sang Kurusha, Sang Kosika, Dhudhukun, dan Begawan. Sementara itu ada tiga tempat yang disebutkan dalam prasasti Pasrujambe yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu Rabut, Panyannan Sarga, dan tempat semadi. Rabut adalah tempat suci yang diasumsikan sebagai tempat tinggal kaum agamawan, panyannan sarga adalah semacam objek pemujaan, dan tempat semadi adalah tempat bertapa individual. Sementara berdasarkan informasi dari prasasti Sukuh diketahui bahwa kaum agamawan harus melalui upacara penahbisan.