Promosi Doktor Ilmu Susastra Syahrial


Departemen Ilmu Susatra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Selasa (19/07/2016) kembali meluluskan seorang Doktor yaitu Syahrial dengan disertasi berjudul “Tradisi Lisan Kias dalam Masyarakat Lampung Peminggir Kalianda: Bentuk, Fungsi, dan Konteks”. Sidang terbuka dilaksanakan di R. 4101, dipimpin oleh Dr. Adrianus L. G. Waworuntu, M.A., dan dihadiri oleh Dr. Pudentia MPSS (promotor), Tommy Christomy, Ph. D (kopromotor), dan para penguji di antaranya Dr. M. Yoesoef, M. Hum (ketua tim), Prof. Dr. Achadiati, Dr. Talha Bachmid, Prof. Dr. Yus Rusyana, dan Dr. Sunu Wasono.

Dalam disertasinya, promovendus membahas mengenai tradisi lisan Kias masyarakat Kalianda yang tidak dimiliki oleh orang Lampung lainnya. Tradisi ini dikembangkan dari empat tradisi lisan kesastraan yang ada di Lampung, yaitu Wawacan, Sakiman, Pepacokh, dan Hehiwang. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat Lampung Peminggir Kalianda melakukan inovasi dengan menyatukan empat tradisi itu dalam satu bentuk, yaitu Kias.

Kias yang dibahas dalam disertasi ini baik sebagai teks yang diciptakan maupun sebagai pertunjukan yang dipengaruhi oleh konteks yang melingkupinya. Kajian dilakukan berdasarkan tiga masalah yang diajukan, yaitu bagaimana pembentukan Kias dalam masyarakat Lampung Peminggir Kalianda, bagaimana pemahaman mereka terhadap Kias, dan bagaimana hubungan Kias dengan konsep Piil Pesenggir.

Penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup panjang di desa-desa di Kecamatan Kalianda dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Sidorejo. Di dua wilayah ini pertunjukan Kias diamati dan direkam. Wawancara dengan berbagai pihak juga dilakukan guna mendukung aspek-aspek yang ingin diteliti. Data yang terkumpul kemudian telaah melalui analisis yang diajukan oleh Finnegan dalam Oral Poetry: Its Nature and Social Context mengenai kriteria puisi lisan (komposisi, transmisi, dan penyajian). Tujuannya adalah menjawab tiga permasalahan di atas. Dengan demikian, akan tampak bagaimana masa depan Kias sebagai sebuah tradisi dan bagaimana masyarakat menjaga piil pesenggir melalui pertunjukan-pertunjukan Kias.

 

Related Posts