Masih dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-75 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Selasa (22/12/2015) Departemen Arkeologi FIB UI, menggelar Seminar Nasional dengan tema “Jejak-jejak Peradaban di Muarajambi.” Seminar yang digelar di Auditorium Gedung I FIB UI ini membahas hasil penelitian disertasi, tesis, skripsi, dan hasil penelitian atau pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan staf pengajar Departemen Arkeologi FIB UI di kawasan Percandian Muarajambi.
Sebagai salah satu tinggalan dari masa Kerajaan Malayu Kuno dan Sriwijaya, yang saat itu pernah menjadi pusat pendidikan agama Buddha terbesar di Asia setelah Nalanda (India), kompleks Percandian Muarajambi masih menjadi magnet yang menarik untuk diteliti. Kompleks percandian Muarajambi selain memiliki keunikan dan karakteristik arsitektur yang khas, di kompleks ini juga dapat ditemukan berbagai jenis arca, barang-barang dari logam dan gerabah. Sementara jika dikaitkan dengan penelitian naskah kuno, masih banyak sumber-sumber tertulis asing yang dapat ditelusuri untuk melihat konteks sejarah yang melatarbelakangi berdirinya kompleks percandian Muarajambi.
Dibuka langsung oleh Dekan FIB UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., seminar ini menghadirkan para pembicara utama di antaranya, Dr. N. Hassan Wirajuda yang membahas topik “Jejak Sriwijaya di Bidang Diplomasi Budaya dan Perdagangan dalam Segitiga Kekuatan Dunia” ; Dr. Agus Widyatmoko yang membahas “Candi Kedaton dan Jejak Bangunan Wihara” ; Dr. RH. Wiwoho dengan topik bahasan “Memasarkan Muarajambi”; Drs. Junaedi T. Noor yang mengangkat topik “Seloko Jambi sebagai Memori Kolektif Tutur Bijak dalam Masyarakat Jambi”; dan Dr. Cecep Eka Permana bersama tim Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang membahas tentang “Capaian Hasil Ekskavasi Latihan di Situs Kedaton Muarajambi.” Acara seminar juga diisi dengan pemutaran film dokumenter berjudul “Mahavira Muarajambi” karya Naswan Iskandar, MSn., dan pameran foto yang menggambarkan jejak-jejak peradaban Muarajambi mulai dari yang berada di bawah tanah hingga dipermukaan, jejak peradaban yang masih dapat terlihat pada kehidupan sehari-hari masyarakat Muarajambi.