Pada Bulan Juni-Agustus 2015, Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mendapatkan kehormatan dari Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagai tim ahli museum dalam perancangan ulang Museum DPR RI. Program ini juga tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dengan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Center for Election and Political Party Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Perancangan ulang Museum DPR RI kali ini mengubah susunan tata pamer dari koleksi yang sudah ada dengan tema perjalanan panjang sejarah parlemen di Indonesia, mulai dari Volksraad pada jaman belanda, KNIP yang menjadi cikalbakal DPR masa kini, wajah DPR masa kini, hingga wujud perubahan DPR di masa depan. Dengan menggunakan konsep museum postmodern, dimana museum tidak lagi hanya menampilkan koleksi dan memberi sekilas info mengenai koleksi museum, pengunjung museum dapat berkreasi, berinteraksi, dan berbagi kisah mengenai koleksi di Museum DPR RI. Terdapat beberapa titik partisipatori untuk mengajak pengunjung berbagi pengalaman pribadi mengenai peristiwa dan kegiatan parlemen di Indonesia seperti pada bagian kejadian reformasi 1998 dan pengalaman bekerja di DPR. Selain itu, ada juga bagian dimana pengunjung dapat berkreasi dengan imajinasinya untuk membuat label pada koleksi lukisan di museum. Penggunaan partisipatori di Museum DPR RI agar dapat menarik rasa ketertarikan pengunjung, selain itu juga untuk menambah khasanah data mengenai sejarah politik dan parlemen di Indonesia.
Label museum juga menggunakan bahasa yang sederhana dan berisi informasi yang singkat, padat, dan jelas sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Penggunaan media pamer yang interaktif yang dapat dimainkan juga menambah daya tarik seperti membuka label untuk mendapatkan penjelasan mengenai bidang-bidang di DPR, berlatih untuk mengikuti pemilu, dan bermain untuk mengetahui syarat menjadi anggota DPR, bahkan voting untuk cenderamata dari negara sahabat yang disukai pengunjung. Penggunaan media yang interaktif dan partisipatori mendapat respon yang positif dari bapak Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR hingga berujar “akhirnya di DPR ada museum yang asik”.
Pada tanggal 14 Agustus 2015, Museum DPR RI juga dikunjungi oleh Presiden RI Jokowi dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang didampingi oleh beberapa pimpinan DPR. Pada kunjungan ini beliau menikmati informasi yang terdapat pada wajah baru museum. Meskipun dengan penggunaan media yang minimalis dan tanpa teknologi digital, para pemimpin negara ini mendapatkan kesan positif tentang perubahan yang sudah dilakukan oleh tim.
Agar Museum DPR RI dapat terus berkembang dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, maka sangat diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam segi pemikiran, cerita, pengalaman, ataupun material culture untuk memperkaya data sejarah dan koleksi museum. Pada tahapan selanjutnya pemanfaatan teknologi digital dan media sosial digunakan sebagai media komunikasi museum agar lebih mudah diakses oleh masyarakat. Sehingga dalam perkembangannya, Museum DPR RI menjadi salah satu sarana komunikasi lembaga parlemen di Indonesia yang membanggakan.
Alqis Lukman,
Departemen Arkeologi FIB UI