Promosi Doktor Isman Pratama Nasution dengan Disertasi “Masjid Kerajaan di Indonesia Abad ke-16 hingga Awal Abad ke-20 Masehi sebagai Representasi Kuasa”

IMG_8602Sejak Masjid Quba di Madinah yang merupakan bangunan masjid pertama dibangun oleh Nabi Muhammad SAW yaitu sekitar abad ke-7 Masehi, perkembangan bentuk dan gaya bangunan masjid mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya masjid dibangun dengan bentuk yang sangat sederhana, namun kini, Masjid Quba telah menjadi salah satu masjid terbaik di Madinan yang telah dibuat dari tembok batu, berkubah dan memiliki menara. Fungsi dan peran masjid pun mengalami perkembangan, tidak lagi hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat konsultasi dan komunikasi berbagai bidang baik yang berkaitan dengan penegakan ajaran agama, maupun fungsi sebagai tempat sosial kemasyarakatan. Seiring dengan penyebaran agama Islam ke luar Jazirah Arab, masjid pun mengalami berbagai penyesuaian dari sisi bentuk, desain, bahkan fungsi dan peranannya dalam perkembangan sosial kemasyarakatan di mana masjid didirikan, begitupun yang terjadi pada masa kerajaan di Indonesia.

Inilah yang secara komprehensif diteliti oleh Dr. Isman Pratama Nasution dan dituangkan dalam disertasinya berjudul “Masjid Kerajaan di Indonesia Abad ke-16 hingga Awal Abad ke-20 Masehi sebagai Representasi Kuasa.” Ia berhasil mempertahankan materi disertasinya dalam Sidang Promosi Program Doktor yang diselenggarakan pada Rabu (06/08/2014), di Auditorium Gedung IV, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Sidang yang diketuai oleh Dekan FIB UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A. dengan anggota yang terdiri dari Dr. Irmawati Marwoto Johan selaku Promotor, Dr. Heriyanti Ongkodharma Untoro sebagai Ko-Promotor, dan tim penguji di antaranya Prof. Dr. Noerhadi Magetsari, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Prof. Dr. Gunawan Tjahjono, Prof. Dr. Fahrul Rozi, dan Dr. Kresno Yulianto, menyatakan Dr. Isman Prtama Nasution berhasil meraih Yudisium Sangat Memuaskan.

Dalam disertasinya, Dr. Isman Pratama Nasution yang merupakan salah satu staf pengajar Departemen Arkeologi FIB UI menjelaskan ciri-ciri Masjid Kerajaan di Indonesia dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20 Masehi melalui kajian arsitektural dan arkeologis terhadap komponen bangunannya. Masjid Kerajaan adalah sebuah konsep yang bermakna bangunan tempat ibadah Sultan shalat berjamaah bersama rakyatnya yang berlokasi di ibukota kerajaan Islam, yang merupakan representasi Sultan dan sekaligus menjadi identitas kerajaan yang bercorak Islam di masa lalu. Melalui kajian arsitektural dan arkeologis, beberapa masjid kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara, dikaji dengan memperhatikan konteks ruang (spatial) dengan pusat pemerintahan (istana), alun-alun, pasar, makam, dan bangunan lainnya. Di samping itu, dikaji juga aspek relasi kuasa masjid dengan kraton sebagai pusat kuasa, untuk mengungkapkan representasi kuasa di dalam masjid, dengan memperhatikan gaya bangunan dan ritual. Hasil yang diperoleh memperlihatkan masjid-masjid kerajaan di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus yang ditampilkan (display) dalam bangunannya dan praktik ritual lokalnya yang berbeda dengan masjid non-kerajaan dan masjid di luar Indonesia sebagai suatu strategi dan resistensi terhadap relasi kuasa Islam global di masa lalu.

Dengan keberhasilannya ini, Dr. Isman Pratama Nasution menjadi Doktor ke-12 FIB UI dan merupakan Doktor yang ke-2 bidang studi arkeologi yang lulus pada tahun 2014 ini.

Related Posts